Madiun, Jawa Timur – Harapan sebagai bahan pangan masa depan mungkin tak lagi disematkan pada umbi porang bagi petani Porang di Kabupaten Madiun, pasalnya selain harganya terus anjlok penjualanya pun semakin sulit.
Diketahui saat ini umbi porang basah hanya dihargai Rp 2.200 perkilogram. Angka tersebut sangat jauh jika dibandingkan pada tahun 2020 mencapai Rp 14-15 ribu perkilogram.
“Sekarang harganya anjlok mas, umbi yang kering atau dalam bentuk kripik (chip) harganya tinggal Rp 22 ribu perkilogram, padahal dua tahun lalu harganya bisa tembus Rp 68 ribu perkilonya," kata Triono, Jumat (10/6/2022).
Masih lanjut Triono, kondisi harga yang seperti ini dipastikan sangat merugikan para petani Porang. Terlebih sejak satu tahun terakhir hampir semua petani di Desa sini sudah beralih ke petani Porang.
“Dulu Porang memang sempat jadi primadona bagi para petani di Sumberbendo, karena harganya yang tinggi. Bahkan rata-rata warga sini berani beralih dari tanaman palawija ke umbi porang, tapi kalau harganya seperti ini terus yang jelas rugi, gak tau nanti masih bertahan atau kembali ke palawija,” tambahnya.
Diketahui harga umbi porang basah pada tahun 2021 lalu berkisar Rp.7.500 perkilo, kemudian turun lagi Rp5 ribu, hingga tahun ini harganya turun menjadi Rp.2.200 perkilogram.
"Saya sendiri tidak tahu kenapa kok setiap tahun harganya bisa anjlok. Tahun 2021 kemarin harganya Rp 7.500 lalu turun ke Rp 5 ribu, tahun ini jadi Rp 2.200," keluh Triono.
Petani Porang seperti Triono ini adalah sebagai kecil potret dari kondisi petani Porang yang ada di Kabupaten Madiun, mereka berharap pemerintah bisa mengembalikan harga porang seperti sebelumnya agar petani tidak terus merugi.
"Harusnya ada standarisasi harga Porang dari pemerintah, misalnya Rp 10 ribu agar petani setidaknya bisa menutup biaya tanam dan pupuk," tutup Triono. (men/rey)
Load more