Gresik, Jawa Timur - Sosialisasi pelebaran jalan nasional ruas Manyar, Gresik, yang digelar di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Selasa (14/6), diwarnai ketegangan.
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani yang memberi paparan terkait rencana relokasi lapak para pedagang yang berada di pinggir jalan raya Manyar, ke tempat yang lebih layak, ditentang sejumlah warga. Warga beralasan tidak mau digusur ke tempat baru, dan meminta lapak mereka digeser ke lahan belakang lokasi lapak sebelumnya.
Adu mulut antara Bupati Yani dengan sejumlah wargapun tidak terhindarkan. Warga tetap ngotot tidak sependapat dengan rencana relokasi lapak pedagang. Mengetahui situasi kurang kondusif, sejumlah petugas Satpol PP langsung merangsek maju untuk menenangkan warga. Sayangnya, sejulah warga yang terlanjur emosi memilih walkout dengan meninggalkan lokasi pertemuan yang juga dihadiri sejumlah tokoh masyarakat Manyar tersebut.
Abdullah Safi’I, salah satu perwakilan warga yang memilih walkout bersama puluhan warga lainnya, menyatakan dirinya bersama warga meninggalkan lokasi sosialisasi, lantaran menilai Bupati tidak memberikan solusi yang diharapkan warga yang merupakan pemilik lapak yang akan digusur.
"Bupati kok ngomongnya gitu, Bupati kasar ngomonge," ujar Abdullah Safi''i, salah perwakilan warga Manyar yang diundang sosialisasi.
Sementara itu, setelah mendengar aspirasi warga, Bupati Fandi Akhmad Yani langsung mengatakan jika relokasi lapak para pedagang ke lahan di belakang lapak mereka sebelumnya, tidak mungkin dilakukan karena itu merupakan saluran air. Jika di lokasi itu, berpotensi banjir.
"Banjir tak guyang teng jenengan nggeh (banjir tak siramkan ke anda ya)," ujar Gus Yani sambil bercanda.
Seperti dikabarkan, Pemerintah Kabupaten Gresik menggelar sosialisasi rencana proyek pelebaran jalan nasional ruas Manyar, Gresik, dengan mengundang puluhan warga dan pedagang yang menempati pinggiran jalan Sadang-Gresik Raya Deandeles Pantura untuk menyampaikan adanya relokasi lapak pedagang yang terkena proyek pelebaran jalan.
Bupati Gresik bersama Forkopimda dan Forkopimcam Kecamatan Manyar kemudian menjelaskan terkait pelebaran jalan yang akan menggusur lapak para pedangang dan tempat usaha milik warga. Sayangnya, solusi yang diberikan Bupati bersama Forkopimda dan Forkopimcam tidak disetujui oleh warga, lantaran mereka beranggapan lokasi yang akan dijadikan tempat relokasi sangat sepi, dan dekat dengan lapangan, serta area pemakaman. Warga mengharapkan tetap berdagang di nol jalan raya.
Sementara itu, Camat Manyar, Zainul Arifin menambahkan pihaknya telah melakukan validasi bangunan sepanjang jalan Raya Manyar yang terdampak proyek pelebaran jalan tersebut.
"Berdasarkan tahapan validasi ada sebanyak 199 kios. Dari 199 kios itu, sebanyak 70 kios milik warga Manyar, sedangkan sisanya sekitar 120an ialah warga luar," ujar Zainul.
Meski sebagian besar pedagang menyetujui rencana pelebaran jalan Raya Manyar. Ada beberapa warga yang kontra dengan rencana tersebut. Namun, Pemkab Gresik menegaskan pelebaran jalan Raya Manyar harus direalisasikan, karena ini kepentingan nasional dan masyarakat luas supaya tidak lagi kena imbas kemacetan selama bertahun-tahun.
Salah seorang warga, Muzammil mengaku pihaknya sepakat pelebaran jalan Raya Manyar itu.
"Kami mendukung. Semoga tetap relokasi memadai," katanya.
Rencananya jalan raya ruas Manyar Gresik Deandeles Pantura di Kabupaten Gresik akan dilebarkan menjadi 4 jalur dari yang sebelumnya hanya 2 jalur. Pelebaran jalan raya sejauh 3,7 km. Tahap awal yang harus diselesikan 1 km sambil 3 bulan menunggu study lerak dan lelang. (mhb/hen)
Load more