Setelah lulus sekolah di Mojokerto, sang proklamator kembali pindah ke Surabaya untuk melanjutkan pendidikan di Hoogere Burgerschool (HBS). Yakni, sekolah untuk bumiputera yang berdiri pada zaman penjajahan Belanda.
Selama sekolah di HBS, Soekarno muda tinggal indekos di rumah milik Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, di Jalan Peneleh Gang VII Surabaya.
Selama mengenyam sekolah di HBS, Bung Karno dikenal sebagai pemuda yang pintar dan cerdas. Kuncar menyebut, jika kecerdasaan Putra Sang Fajar itu salah satunya lantaran suka membaca dan meminjam buku di perpustakaan Freemason, Jalan Tunjungan Surabaya.
"Bung Karno pintar karena menjadi member VIP perpustakaan freemason, sekarang jadi kantor BPN (Badan Pertanahan Nasional). Padahal kelak, organisasi freemason itu sendiri yang dilarang oleh Bung Karno," jelas dia.
Tak hanya mengenyam sekolah HBS atau setara pendidikan SMA di Kota Surabaya. Akan tetapi, kata Kuncar, Bung Karno saat usia 15 tahun itu juga untuk pertama kalinya mengenal Islam. Sang proklamator mengenal Islam karena diajak HOS Tjokroaminoto mengikuti pengajian rutin setiap bulan di depan rumahnya.
"Di depan rumah Pak Tjokro yang sekarang menjadi Toko Buku Peneleh, itu dulu merupakan aktivis Muhammadiyah. Waktu itu organisasi Muhammadiyah baru berusia 8 tahun," kata Kuncar.
Setiap bulan, Soekarno muda diajak HOS Tjokroaminoto untuk mengikuti pengajian rutin bersama. Berdasarkan catatan yang diketahui Kuncar, sebelumnya Bung Karno mengaku jika keluarganya belum pernah mengenalkan agama Islam.
Load more