Gresik, Jawa Timur- Peternak ayam petelur di Gresik mengaku jika kenaikan harga pakan ayam jenis konsentrat produk pabrikan, menjadi salah satu penyebab meroketnya harga jual telur. Tingginya biaya produksi akibat mahalnya pakan, telah menyebabkan sebagian peternak ayam gulung tikar. Sehingga terjadi kelangkaan pasokan telur di pasaran.
Hal ini diungkapkan oleh Supardi Hardi (50) salah satu peternak ayam petelor di Gresik. Supardi mengaku semakin tingginya harga telur ayam dalam 3 bulan terakhir di pasaran, membuat para peternak ayam di Gresik mulai meraup untung. Meskipun secara hitung hitungan mereka tetap rugi karena untuk menutupi mahalnya pakan ayam sebelum harga telur naik.
Dikatakan Supardi, harga telur ditingkat peternak berkisar 25 ribu rupiah per kilogram. Sedangkan dipasaran mencapai Rp29 ribu hingga Rp30 ribu per kilogramnya. Kondisi ini membuat peternak ayam menengah dengan populasi ayam sekitar 2 ribu ekor hingga 3 ribu ekor mulai kebanjiran pesanan.
"Pedagang terus berdatangan ke kandang demi mendapatkan telur. Bahkan sebagian rela deposit uang karena khawatir tidak kebagian telor, " tutur Supardi.
Supardi menambahkan sejumlah peternak ayam kelas kecil, banyak yang gulung tikar. Bahkan pada puncaknya saat harga telur hanya laku dijual Rp14 ribu perkilogram, para peternak mengalami buntung.
"Ya gak kuat menanggung rugi. Sebagian peternak gulung tikar dan ganti usaha lain. Karena penghasilan tidak sebanding dengan biaya produksi. Terutama biaya beli pakan, " pungkas Supardi. (mhb/rey)
Load more