Probolinggo, Jawa Timur – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap terhadap ternak sapi di Kabupaten Probolinggo, semakin meningkat. Per tanggal 19 Juni 2022, ditemukan 7.734 ekor atau 2,47 persen dari populasi 312.932 ekor, terjangkit PMK.
Bahkan, 1.871 ekor sapi perah atau 26,4 persen terjangkit. Sapi perah yang terjangkit itu dari populasi 8.160 ekor. Dimana 73 ekor sembuh, 40 ekor mati dan 26 ekor dijual.
Sementara untuk ternak domba yang terindikasi sebanyak 50 ekor atau 0,81 persen dari populasi 76.721 ekor. Untuk kambing yang terindikasi sebanyak 57 ekor atau 1,85 persen dari populasi 54.923 ekor serta babi yang belum terpapar PMK sebanyak 2.010 ekor.
Hal itu diungkapkan Medik Veteriner Muda Diperta Kabupaten Probolinggo drh. Nikolas Nuryulianto mengungkapkan, selama ini Diperta selalu melakukan pengobatan kepada ternak yang sakit.
“Imunitas tubuh hewan ini tergantung dari higiene sanitasi yang dilakukan oleh para peternak serta asupan makanan yang diberikan kepada ternaknya," kata Nikolas, Senin (20/6/2022).
Namun semua itu tergantung pada imunitas tubuh hewan pada ternak di setiap perliharaannya. Pihaknya, sudah memaksimalkan dan mengupayakan se optimal mungkin memberikan terapi obat pada ternak tersebut.
“Imunitas tubuh hewan ini tergantung dari higiene sanitasi yang dilakukan oleh para peternak serta asupan makanan yang diberikan kepada ternaknya," sebut dia.
Sebelum dikubur dan dibawa ke liang kubur, ternak itu harus disemprot dulu dengan disinfektan untuk tidak menularkan virusnya dan para pengubur maupun alat-alat yang digunakan juga disemprot.
“Setelah masuk ke liang kubur, ternak tersebut juga disemprot kembali dengan disinfektan. Bisa juga diberikan dengan kapur agar virusnya tidak berkembang biak dan mati. Selanjutnya tutup tanah dan disemprot lagi dengan disinfektan. Semua peralatan orang yang membantu mengubur disemprot agar supaya setelah pulang ke rumah maupun kandang tidak menularkan virus PMK,” jelas Nikolas. (msn/rey)
Load more