Pacitan, Jawa Timur - Kehidupan yang memilukan dialami satu keluarga di Pacitan. Keluarga tersebut tinggal di sebuah gubuk reyot, yang terletak di tengah pegunungan, dan seatap dengan ternak kambing dan ayam. Gubuk dihuni pasutri yang memiliki tiga anak usia balita, satu diantaranya merupakan bayi yang baru berumur tujuh hari.
Satu keluarga dengan tiga orang anaknya itu tinggal di sebuah gubuk bambu reyot berukuran empat kali tiga meter, yang terletak di bukit Gunung Nogo, Dusun Jambu, Desa Sedayu, Kecamatan Arjosari.
Terlebih, keluarga tersebut tinggal bersama satu atap dengan ternak. Dibawah tempat tidurnya terdapat satu ekor kambing, dua anjing, serta tiga ekor ayam, yang setiap malam setia menemani tidur mereka.
Gubuk ini dihuni pasangan Jumali (58) dengan istrinya Nanik (47) beserta tiga anaknya yakni Sri Yayuk Sundari (7 tahun), Intan Purbasari (5 Tahun) serta anaknya yang masih berusia 7 hari bernama Brojol Sinaga.
Nanik menerangkan, meski hidup digubuk dengan segala kekurangan, keluarga ini menjaga sang bayi dan kedua anaknya dengan baik. Tanpa asupan gizi tambahanpun bayi 7 hari tersebut juga terlihat sehat. Malam hari sang bayi selalu kedinginan.
"Anak saya 1 minggu lalu lahir dengan bantuan bidan desa setempat. Saya kasih nama Brojol Sinaga karena lahir saat kami hidup di gubuk yang di bangun di atas gunung Naga ini. Bayi saya ini kalau malam kedinginan, pengen rasanya punya rumah yang layak agar anak-anak tumbuh sehat," terangnya.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup, mereka mengandalkan singkong yang ditumbuh di sekitar bukit. Sesekali mereka makan nasi yang didapat dari pemberian warga setempat. Menjalani hidup seatap dengan ternak dirasakan cukup nyaman bagi mereka. Terpaksa tinggal dengan kambing dan pelihara lainnya karena selain kesulitan mencukupi kebutuhan hidup, keluarga ini tidak memiliki biaya untuk sekedar membuat kandang apalagi membangun rumah yang layak untuk hunian.
"Mau bagaimana lagi, hidup seperti ini serumah dengan ternak ya nyaman saja. Jangankan bangun rumah, buat makan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari kami hanya makan seadanya,"jelas Jumali.
Keluarga tersebut tinggal digubuk yang di bangun diatas lahannya sendiri, di atas gunung Naga yang jauh dari permukiman warga. Berharap dari kehidupan yang di jalani saat ini, kelak keluarga ini memiliki rumah yang layak. Tentunya, demi masa depan anaknya serta pertumbuhan bayinya yang baru berusia 7 hari. (asw/rey)
Load more