Gresik, Jawa Timur - Upaya Pemkab Gresik membangkitkan ekonomi rakyat pasca pandemi salah satunya dengan membangun pusat produk unggulan dan aneka kuliner (Pudak Galeri), di Jalan Pahlawan, Gresik dinilai gagal. Pembangunan Pudak Galeri yang menyedot uang rakyat dari APBD Gresik sebesar Rp8 Miliar itu, kini jauh dari harapan. Kian sepinya pengunjung membuat para pedagang memilih hengkang dan hanya tersisa satu stand warung kopi di lantai 2.
Dianggap gagalnya program pemberdayaan ekonomi kerakyatan melalui UMKM pudak galeri ini, menuai sorotan berbagai kalangan, salah satunya dari Siti Muafiyah, politikus PDI Perjuangan Gresik. Siti menyatakan sangat menyesalkan sepinya tempat untuk pemberdayaan usaha kecil seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Sebagai salah satu UMKM, saya sangat menyayangkan sepinya Pudak Galeri yang dibangun dengan dana APBD miliaran rupiah. Padahal, kalau tempat itu bisa dikelola dengan baik, bisa memberdayakan para pelaku usaha kecil, dan menggeliatkan ekonomi," ucap Siti pada awak media, Selasa (5/7).
Mantan anggota DPRD Gresik dari Fraksi PDI Perjuangan itu juga mempertanyakan kondisi Pudak Galeri saat ini yang dianggapnya sangat memprihatinkan, "Pudak Galeri saat ini menjadi apa?”,cetusnya.
Menurutnya, keberadaan Pudak Galeri masih kalah dengan warung kopi (warkop) kekinian yang mulai bertebaran di Gresik. Meski warkop itu dipindah, namun masyarakat (pelanggan) tetap mencarinya, karena nyaman dengan pelayanannya.
"Contohnya warkop R. Meski pindah, tapi pelanggan tetap mencari, memburu kopinya. Berarti ada sesuatu yang membuat pelanggan, pecinta kopi terpikat, karena itu dimana pun warkop R pindah tetap dicari," ungkapnya.
Siti pun berharap ide pembangunan Pudak Galeri tidak seperti halnya petasan bantingan, "Ojo koyok mencon bantingan, nek punya ide. Jedar !.Buyar! jangan seperti petasan bantingan, kalau punya ide dor, buyar," cetusnya.
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Gresik, Ahmad Nurhamim menyatakan, APBD Gresik yang tersedot untuk pembangunan Pudak Galeri dan gedung pertemuan cukup besar, "APBD kita yang tersedot untuk itu cukup besar, mencapai sekitar Rp8 miliar," ucapnya kepada awak media.
Untuk itu Nurhamim meminta kepada OPD terkait, Diskop, UKM dan Perindag agar serius dalam mengelola Pudak Galeri untuk membangkitkan perekonomian rakyat Gresik yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid- 19.
"Aset daerah berupa Pudak Galeri harus benar-benar diberdayakan untuk menberdayakan perekonomian masyarakat," tegasnya.
Plt. Kepala Diskop, UKM dan Perindag Gresik, Malahatul Farda kepada wartawan menyatakan, sepinya Pudak Galeri karena adanya beberapa faktor. Diantaranya beberapa tenant mengundurkan diri karena tidak ada yang menjaga standnya.
"Kebanyakan mereka mundur dari Pudak Galeri karena sudah punya stand di tempat lain," ungkap Farda.
Namun demikian, kata Farda, Diskop yang memiliki wewenang terhadap Pudak Galeri terus melakukan upaya. Salah satunya untuk meramaikan Pudak Galeri adalah dengan adanya event-event baik dari Pemerintah Daerah maupun Perguruan Tinggi (PT) dan sekolah.
"Juga ada live musiknya untuk meramaikan. Soal UMKM, tetap kita inventarisir yang menempati dan kita lakukan evaluasi serta melibatkan dengan OPD terkait," terang Staf Ahli Bupati itu.
Ia lantas mencontohkan bentuk kerjasama dengan Dinas Perhubungan (Dishub), dan Dinas Pariwisata," Dishub terkait pengelolaan parkir, dan Dinas Pariwisata terkait peziarah, dan seterusnya," pungkasnya. (mhb/rey)
Load more