Lumajang, Jawa Timur - Kasus dugaan penyalahgunaan dana sosial yang menyeret Aksi Cepat Tanggap (ACT), berdampak terhadap aktifitas pembangunan hunian sementara di Lumajang.
Berdasarkan SK Bupati tentang pembagian lokasi huntara, diketahui ACT menyanggupi 100 unit huntara akan dibangun di kompleks relokasi Bumi Semeru Damai Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Namun hingga enam bulan berjalan, hanya 22 unit yang sudah terbangun, ditambah tujuh unit lagi yang progres pembangunannya stagnan. Sementara 71 unit lain masih belum jelas kelanjutannya. Bangunan itu terletak di Blok D Bumi Semeru Damai.
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mengatakan, sudah tiga minggu pihak ACT tidak bisa dihubungi. Alasannya, penanggung jawab pembangunan huntara sudah ganti.
Kemudian Pemkab Lumajang diberikan kontak baru yang menurutnya merupakan penanggung jawab baru proyek pembangunan huntara. Sayangnya, kontak person tersebut ternyata juga tidak bisa dihubungi.
"Pada pembahasan awal pembangunan huntara ACT telah menyanggupi 100 unit, sudah kita bagi ternyata sekarang hanya 22 yang jadi, 7 progresnya stagnan, dan sisanya belum apa-apa, ini malah sekarang tidak bisa kami hubungi," kata Thoriq di Bumi Semeru Damai, Kamis (7/7).
Thoriq menambahkan, pihaknya sudah hampir pasti akan menghapus ACT dari daftar pembangunan huntara.
Kini pihaknya tengah mencari NGO lain yang bersedia meneruskan pekerjaan rumah yang ditinggalkan oleh ACT.
"Sudah hampir pasti kami berkeputusan final akan mengganti dengan cari NGO lain yang ingin membantu proses pembangunan huntara," pungkasnya.
Pantauan di lapangan, dari 22 unit huntara yang telah dibangun ACT, tampak beberapa unit terlihat belum sempurna. Salah satunya jendela yang belum terpasang hingga pintu yang rusak.
Untuk diketahui, sampai saat ini progres pembangunan huntara di Bumi Semeru Damai sebanyak 1076 unit, 712 diantaranya sudah selesai dan sisanya masih progres pembangunan.
Sementara, informasi terakhir yang didapat jumlah penyintas yang sudah menempati Kompleks Bumi Semeru Damai sebanyak 141 kepala keluarga. (wso/hen)
Load more