Malang, Jawa Timur - Banyaknya pemberitaan di media sosial persyaratan good looking sebagai salah satu syarat masuk Fakultas Vokasi Perbankan Universitas Brawijaya Malang, Ketua Departemen Bisnis dan Hospitaly, San Rudiyanto membenarkan pemberitaan yang viral di media sosial tersebut.
"Memang benar adanya persyaratan tersebut, dan sudah ada sejak awal tahun 2012, namun baru tahun ini ramai diperbincangkan," kata San Rudiyanto saat ditemuai tvonenews.com, Rabu (13/7).
Tidak hanya sekedar good looking, namun juga smart. Hal ini harus dibuktikan dengan lulus ujian tulis atau nilai passing grade dari nilai raport calon mahasiswa Vokasi UB.
San menjelaskan Fakultas Vokasi merupakan pendidikan tinggi yang menyelaraskan kebutuhan link and match dengan DUDI. Output dari lulusan vokasi diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang bisa terserap kerja di industri.
"Dalam seleksi masuk perbankan kualifikasi seperti itu menjadi salah satu tambahan persyaratan. Proses seleksi tetap dilakukan melalui jalur tes tulis dan nilai raport untuk menentukan kelolosan calon mahasiswa vokasi sesuai dengan passing grade yang telah ditetapkan. Kemudian, tes performance disesuaikan dengan kebutuhan industri perbankan, dimana salah satunya adalah berpenampilan menarik (good looking). Tes performance ini melibatkan praktisi dari perbankan, yang melakukan seleksi secara langsung terhadap calon mahasiswa vokasi," katanya.
Menurut San, good looking tidak boleh dimaknai secara sempit, misalnya cantik atau ganteng. Tapi dari sisi yang lebih luas, seperti misalnya berpenampilan menarik, rapi, bersih, ini enak dilihat, ramah, dapat juga diartikan sebagai good looking.
"Karena alumni perbankan vokasi akan bekerja di garda terdepan pelayanan sejumlah bank mitra vokasi, sehingga standar pegawai frontliner menjadi kriteria persyaratan," kata San.
Hal inilah yang membedakan pendidikan vokasi dengan program akademik lainnya. Pendidikan vokasi dituntut untuk menghasilkan mahasiswa siap untuk bekerja. Oleh karena itu, jika tidak terserap dengan dunia industri dan dunia usaha, maka tidak sejalan dengan tujuan dari pendidikan vokasi.
Tidak hanya sebagai tim seleksi, para praktisi tersebut juga ikut menjadi dosen luar biasa di vokasi. Menyusun kurikulum bersama, dan membantu penempatan mahasiswa untuk magang di perbankan pada industri.
"Jadi harapannya ketika mereka dilibatkan secara aktif dalam proses pendidikan di vokasi maka prosentase tingkat keterserapan lulusan prodi keuangan dan perbankan akan semakin tinggi," katanya.
San bahkan mengungkapkan, ketika mahasiswa vokasi magang di bank tertentu yang menjadi mitra vokasi, beberapa mhasiswa mendapatkan uang saku di atas nilai UMR. Ada beberapa mahasiswa menerima kurang lebih uang saku sebesar Rp4.2 juta sampai Rp4.5 juta.
Melihat dari jumlah mahasiswa yang ada, minat perbankan pada fakultas vokasi menjadi salah satu prodi yang paling diminati. Satu angkatan mahasiswanya kurang lebih terdapat 500an mahasiwa.
"Ke depan, kami akan mengkaji untuk dapat ditingkatkan jenjang akademiknya dari D3 menjadi Sarjana Terapan (D4). Hal ini juga untuk merespon kebutuhan sarjana terapan (D4) sebagai persyaratan untuk dapat menjadi pegawai tetap pada suatu bank, yang menjadi mitra vokasi sekaligus untuk memenuhi link dan match Pendidikan Vokasi UB dengan dunia usaha dan industri," katanya. (eco/hen)
Load more