Malang, Jawa Timur - Kenaikkan harga gas lpg non subsidi yang terjadi sejak 10 Juli 2022 lalu, berdampak pada pemilik usaha Laundry. Ruth, pemilik laundry Grace di Jalan Raya Dermo Mulyoagung Dau, Kabupaten Malang, mengeluhkan kenaikan lpg non subsidi ini.
Pihaknya beralih menggunakan lpg 3 kg agar bisa memangkas beban biaya pengeluaran, karena sebelum lpg harganya naik, pendapatannya sudah menurun.
"Agar bisa mengurangi beban biaya pengeluaran, dan tetep bisa bertahan," terangnya.
Menurutnya usahanya saat ini mengalami penurunan tidak seperti sebelumnya. Dulu usaha laundrynya bisa mempekerjakan empat orang, sekarang tinggal satu, apalagi sekarang lpg naik.
"Saat ini karyawan tinggal satu orang, itupun tidak sesibuk dulu," keluhnya.
Omzetnya, dalam satu bulan bisa menghasilkan sekitar 10 juta rupiah, tapi saat ini belum sampai 5 juta rupiah.
"Sepi mas, ini aja masih belum sampai 5 juta, semoga pendapatan bisa bertambah," ucapnya.
Ruth juga menyampaikan agar harga lpg 3 kg tidak ikut-ikutan naik, karena usaha laundry sangat bergantung pada lpg.
"Semoga elpiji 3 kg tidak ikut- ikutan naik, karena laundry ini sumber penghasilan saya," pungkasnya. (eco/hen)
Load more