Lumajang, Jawa Timur - Jemaah haji asal Lumajang dijadwalkan akan pulang pada tanggal 28 Juli mendatang. Sebelum sampai di Lumajang, kesehatan jemaah akan diskrining ketat mulai dari Surabaya.
Informasinya, skrining tersebut meliputi pengecekan suhu tubuh Jemaah, kemudian tes PCR dan swab antigen. Jika jemaah positif dan bergejala, maka akan dirawat di rumah sakit rujukan di Surabaya. Namun, jika positif tapi tidak mengalami gejala pasien bisa langsung diantar ke Lumajang.
Akan tetapi, sesampainya di Lumajang, jemaah yang positif tanpa gejala tidak bisa langsung pulang ke rumah. Tetapi, harus menjalani karantina terlebih dahulu di tempat isolasi terpusat (isoter). Isolasi tersebut berada di sebuah gedung area Kantor Balai Kepegawaian Daerah (BKD) Lumajang.
Kepala Dinas Kesehatan, dr Bayu Wibowo Ignasius mengatakan, gedung disiapkan sebanyak 20 kamar isolasi. Setiap jemaah yang ditampung dihimbau untuk melakukan karantina selama 10 hari. Namun, jemaah bisa diperbolehkan lebih cepat jika sampai hari ke-3, jemaah sama sekali tidak merasakan gejala apapun.
"Tapi nanti semua sebelum pulang tetap kami tes ulang," kata dr Bayu, Rabu (20/7).
dr Bayu juga menjamin, selama jemaah menjalani karantina di tempat isoter akan mendapat perawatan maksimal. Kondisi jemaah diupayakan bisa segera pulih. Oleh karena itu, setiap hari petugas medis akan memberi makanan sehat dan obat-obatan kepada jemaah. Praktis, semua fasilitas tersebut gratis.
"Pesan saya kepada jemaah selama di Mekah patuhi prokes, supaya terus sehat dan setelah sampai di tanah air bisa langsung pulang ke rumah," pungkasnya. (wso/hen)
Load more