Jember, Jawa Timur – Masi, seorang nenek berusia 75 tahun, warga Curah Laos, Desa Lampeji, Kecamatan Mumbulsari, Jember, hidup dengan kondisi memprihatinkan. Mbah Masi tinggal di kandang ayam dan teras kerabatnya. Panas terik matahari, hujan dan dinginnya malam menemani keseharian Mbah Masi.
Mbah Masi tidur di teras rumah adik kandungnya. Tak jarang, kotoran ayam dan lalu lalang ayam juga ada di teras tersebut.
Kondisi fisik Mbah Masi terbatas. Ia tak bisa berjalan sejak kecil. Mbah Masi bercerita latar belakang dirinya hidup di teras dan di kandang ayam. Teras yang ditempati adalah rumahnya sendiri.
"Awalnya saya tidur di dalam rumah ini. Namun sering disiram air oleh adik saya jika bangun kesiangan," terang Mbah Masi.
Selain itu, tiba-tiba adik kandungnya membalik kepemilikan rumah menjadi hak miliknya.
"Sebenarnya ini rumah peninggalan orangtua saya," kata Mbah Masi.
Tak betah diperlakukan kasar, Mbah Masi pun memilih tinggal di teras.
"Kalau adik saya pergi, rumah digembok dari luar," kata Mbah Masi yang tinggal diteras selama 3 tahun.
"Kadang kalau saya dapat uang atau sembako dari orang. Saya kasihkan ke adik saya yang lain. Istilahnya titip masak," jelas sulung dari 4 bersaudara ini.
Di usia senjanya, Mbah Masi berharap hidup layak.
"Saya berharap ada yang membangunkan gubuk sederhana di halaman rumah ini," harap Mbah Masi. (sss/hen)
Load more