Lumajang, Jawa Timur - Capaian vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Lumajang, ternyata cukup rendah. Terbukti, dari 10 ribu dosis vaksin yang telah diterima Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian setempat, kini hanya 2 ribu dosis saja yang akan diserap, sementara 8 ribu dosis sisanya, terpaksa dikembalikan ke Dinas Pertanian Pusat.
Lebih lanjut, Hairil menjelaskan bahwa banyak faktor yang menyebabkan kenapa angka capaian vaksinasi PMK sangat rendah di Lumajang. Selain kesulitan sapi yang layak untuk divaksin, petugas di lapangan juga kerap mendapatkan penolakan dari peternak.
"Untuk sosialisasi sudah kita lakukan sejak awal adanya wabah PMK ini, namun kita kesulitan mencari sapi yang benar-benar sehat dan layak untuk disuntik vaksin, belum lagi banyak peternak yang menolak saat petugas kita datang ke kandang," imbuhnya.
Hairil juga tidak membantah, jika capaian vaksinasi PMK di Kabupaten Lumajang paling rendah se Jawa Timur. Sebab, dengan jumlah total populasi ternak sapi yang mencapai 220 ribu ekor, lebih dari 8 ribu ekor diantaranya positif terjangkit PMK, sedangkan tingkat kesembuhannya juga lambat dan puluhan ekor diantaranya mati. Sementara dari 10 ribu dosis vaksin yang disediakan, hanya terserap 10% saja.
"Kita akui, untuk Lumajang memang paling rendah se Jawa Timur angka capaiannya, tapi kita tetap akan berupaya pada tahap kedua nantinya bisa kita maksimalkan," pungkasnya.
Sesuai jadwal, vaksin PMK tahap kedua juga akan didatangkan dalam minggu ini. Seperti capaian tahap pertama, Kabupaten Lumajang akan memperoleh sebanyak 2 ribu dosis, yang akan didistribusikan secepatnya. (wso/hen)
Load more