Lumajang, Jawa Timur - Memasuki masa transisi musim hujan ke kemarau yang terjadi pada akhir bulan Juli, fenomena unik berupa butiran kristal es menghiasi wilayah Desa Ranupane, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang yang berada pada ketinggian 2100 Mdpl.
Warga setempat biasa menyebut fenomena tersebut dengan sebutan embun upas. Fenomena alam rutinan ini terjadi ketika musim kemarau, dimana suhu yang sangat rendah membuat embun-embun yang menempel pada daun dan rerumputan membeku.
Cuaca cerah membuat suhu di pedesaan kaki Gunung Semeru itu cukup dingin hampir menyentuh angka 0 derajat celcius. Dengan kondisi iklim itu, sekitar seminggu terakhir kawasan Ranupane sering terjadi embun upas. Fenomena alam itu terjadi ketika menjelang terbitnya matahari, dinginnya suhu membuat tanaman sekitar dihujani kristal es.
Durasinya tak lama, fenomena hanya bisa dilihat saat fajar menyingsing hingga cahayanya matahari mulai menyinari seluruh penjuru Ranupane.
"Kalau penasaran pengin lihat, sebaiknya sebelum pukul 5 pagi sebelum matahari terbit, " imbuhnya.
Tak ayal, sekilas wajah Ranupane pagi hari seperti pedesaan di wilayah Pegunungan Alpen, Eropa.
Butiran kristal es terpampang jelas menyelimuti tipis rerumputan dan lahan pertanian di dataran dengan ketinggian 2100 mdpl itu.
“Embun upas ini rutin munculnya setiap pertengahan tahun, biasanya ditandai suhu yang ekstrem,” jelasnya.
Bahkan, adanya fenomena itu cukup menarik perhatian sejumlah wisatawan untuk melihat langsung miniatur Desa ala Eropa itu. Sejumlah pelancong pun terlihat terutama dari kalangan fotografer yang datang untuk mengabadikan momen tahunan itu.
Joni Arifianto, salah seorang fotografer asal Lumajang mengaku datang ke Ranupane untuk memotret landskap di tengah fenomena embun upas itu.
Menurutnya, fenomena langka ini perlu diabadikan untuk mengcapture keindahan alam yang dimiliki Indonesia.
“Fenomena unik ini perlu diabadikan, biar orang tahu Indonesia punya alam yang eksotik dan gak kalah sama luar negeri,” tandasnya. (wso/hen)
Load more