Banyuwangi, Jawa Timur – Erupsi Gunung Raung di Banyuwangi sudah berhenti, Kamis (28/7), namun aktivitas gempa tremor masih berlanjut. Karena membahayakan, aktivitas pendakian Raung dihentikan.
Para pendaki dilarang mendekati kawah untuk menghindari gas vulkanik. Ditutupnya jalur pendakian ini menyusul himbauan waspada dari petugas pengamatan gunung api Raung. Sebab, meski berstatus normal, tidak menutup kemungkinan munculnya erupsi susulan. Jika pendakian dibuka, dikhawatirkan terpapar semburan abu.
Penutupan jalur pendakian ini langsung disosialisasikan ke media sosial. Sebab, menurut Widi, bulan ini hingga memasuki Agustus adalah musim pendakian. Banyak para pendaki memilih momen Agustus untuk menaklukan gunung setinggi 3344 mdpl tersebut.
“Ini sudah musim pendakian. Mulai lebaran lalu, terus mengalir rombongan pendaki,” jelasnya.
Pihaknya belum mengetahui sampai kapan jalur pendakian ini ditutup.
Perkembangan kondisi Raung terus diikuti dari petugas pos pantau Gunung Api Raung di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.
“Kami terus update kondisinya. Kalau diperbolehkan pendakian, pasti akan langsung kami buka,” tegas Widi.
Kepala Pos Pantau Gunung Api Raung, Mukijo menghimbau pendaki tidak mendekati kawah Raung. Sebab, masih berpotensi memicu erupsi susulan. Kondisi ini ditandai dengan masih terjadinya gempa tremor.
“Kondisi erupsi Raung memang berhenti, tapi gempa tremor masih berlanjut. Ini bisa berpotensi erupsi susulan,” jelasnya.
Gunung Raung, Banyuwangi mendadak erupsi, Rabu (27/7) malam. Fenomena ini ditandai dengan semburan abu vulkanik setinggi 1500 meter. Meski aktivitasnya meningkat, gunung setinggi 3344 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini statusnya masih normal.
Erupsi terpantau muncul sekitar pukul 17.19 WIB hingga 17.28 WIB, hanya sekitar 9 menit. (hoa/hen)
Load more