"Program pelatihan ini sangat luar biasa karena media atau jurnalis bisa lebih santun, lebih arif ketika perempuan atau anak yang menjadi korban. Sehingga berita akan bisa menjadi referensi bagi korban lain untuk berani bicara dan tidak malah ketakutan. Selama ini sering korban malah takut bicara karena merasa disudutkan oleh media," ujar Tri.
Kegiatan pertemuan pemahaman pengarusutamaan gender dan perlindungan anak dengan media massa, diikuti oleh pimpinan media, organisasi media (AJI, PWI dan FJPI). Selain itu juga dari instansi terkait di lingkungan Pemprov Jatim. (msi/hen)
Load more