Banyuwangi, Jawa Timur - Erupsi Gunung Raung, sempat membuat pengelola Bandara Banyuwangi, khawatir. Pasalnya, semburan abu vulkanik berdampak pada aktivitas penerbangan. Namun untungnya, sebaran abu vulkanik tidak mengarah ke Banyuwangi, tetapi ke wilayah barat, seperti Jember dan Bondowoso.
Petugas bandara tetap siaga mengantisipasi kemungkinan munculnya abu vulkanik di areal bandara. Aksi siaga ini dilakukan dengan melakukan pemantauan secara rutin satu jam sekali. Lalu, melakukan pemeriksaan dengan paper test setiap dua jam sekali.
Karena kondisinya masih normal, aktivitas penerbangan juga berjalan seperti biasa. Kedatangan pesawat dari Jakarta tetap sesuai jadwal. Begitu juga keberangkatan pesawat dari Banyuwangi. Belum ada perubahan atau penundaan penerbangan akibat erupsi Gunung Raung.
“Jadi, semuanya masih normal,” tegasnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi merilis arah angin di sekitar Gunung Raung lebih banyak ke barat dan barat daya, sehingga semburan abu vulkanik lebih banyak mengarah ke wilayah Jember dan Bondowoso, Rabu (27/7) malam.
Sebaliknya wilayah Banyuwangi yang berdekatan dengan Gunung Raung justru tak merasakan hujan abu.
“Kondisi angin cenderung ke barat dan barat daya. Jadi, wilayah Banyuwangi aman dari abu vulkanik,” kata Prakirawan BMKG Banyuwangi, Ganis Dyah Limaran.
Gunung Raung, Banyuwangi mendadak erupsi, Rabu (27/7) malam. Fenomena ini ditandai dengan semburan abu vulkanik setinggi 1500 meter. Meski aktivitasnya meningkat, gunung setinggi 3344 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini statusnya masih normal.
Erupsi terpantau muncul sekitar pukul 17.19 WIB hingga 17.28 WIB, hanya sekitar 9 menit. (hoa/hen)
Load more