Lumajang, Jawa Timur - Aktivitas jual beli di pasar hewan Kabupaten Lumajang sudah mulai normal setelah dilakukan penutupan akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Meski begitu, aktivitas jual beli sapi di pasar terpantau lengang.
Kepala Pasar Hewan Jogotrunan Lumajang Darsun mengatakan aktivitas jual beli sapi mengalami penurunan drastis dibandingkan sebelum adanya wabah PMK.
“Sekarang sepi. Turun sampai 60 persen. Sebelum PMK bisa sampai 700 ekor sapi yang masuk. Sekarang cuma 250-an,” kata Darsun di Pasar Hewan Jogotrunan, Senin (15/8/2022).
Menurut Darsun, selain wabah PMK yang masih menghantui, tidak adanya pembeli dari luar kota juga membuat aktivitas niaga sepi.
Padahal, sapi-sapi dari Lumajang biasanya menjadi rujukan pedagang luar Lumajang seperti Surabaya dan Gresik.
"Pembeli dari luar kota tidak ada. Biasanya kebanyakan dari Surabaya. Karena tidak ada, jadi aktivitasnya juga sepi," tambahnya.
Salah satu peternak dari Kecamatan Sumbersuko, Teguh, mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi ini.
Saran dari Satuan Tugas (Satgas) PMK untuk melakukan transaksi jual beli secara online menurutnya tidak efektif. Pasalnya, calon pembeli kurang meminati metode tersebut.
“Pernah coba buat jual online. Sudah saya videokan kondisi sapinya, tapi tetap saja tidak ada yang berani ambil. Mereka terbiasa melihat langsung wujud sapinya,” pungkasnya. (wso/nsi)
Load more