Banyuwangi, Jawa Timur - Aktivitas penyeberangan Ketapang, Banyuwangi – Gilimanuk, Bali, ditutup sekitar 2 jam, Jumat (19/8/2022) siang. Penyebabnya, angin kencang melanda perairan jalur kapal Selat Bali itu. Seluruh kapal diminta menepi, menghindari cuaca buruk.
Penutupan penyeberangan dimulai sekitar pukul 13.00 WIB dan baru dibuka pukul 15.45 WIB. Pembukaan ini menyusul kondisi angin yang mulai mereda. “Anginnya memang sangat kencang, tentunya sangat berbahaya bagi pelayaran kapal. Akhirnya, ditutup sementara,” kata Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai dan Perairan (Gapasdap) Banyuwangi, Putu Widiana via telepon.
Menurutnya, angin kencang muncul menjelang tengah hari. Dari arah Pelabuhan Gilimanuk, kekuatan angin justru lebih kencang. Jika kapal berlayar, dikhawatirkan tak mampu menahan amukan angin. “Hanya angin. Kalau hujan tidak ada,” jelas pria asal Tabanan tersebut.
Selama ditutup, seluruh kapal diminta bersandar di dermaga. Baik dari sisi Ketapang maupun Gilimanuk. Penutupan ini memicu penumpukan kendaraan di pelabuhan. Namun, tak sampai meluber ke luar pelabuhan. Pasalnya, kondisi penumpang sedang normal, cenderung sepi. “Ada sedikit penumpukan di areal parkir. Begitu penyeberangan dibuka, dengan cepat terangkut kapal,” katanya.
Penutupan penyeberangan Jawa-Bali ini adalah fenomena biasa. Ketika cuaca buruk, penyeberangan ditutup sementara. Begitu cuaca membaik, jalur penyeberangan kembali dibuka. Meski rute pendek, cuaca Selat Bali memang cukup mengkhawatirkan. Saat angin kencang biasanya berdampak pada arus laut, termasuk tinggi gelombang. (hoa/toz)
Load more