Pemprov Jatim, lanjut Khofifah, terus membangun sinergi sedetail mungkin bersama seluruh elemen strategis dengan melibatkan peran serta Forkopimda maupun Bupati/Walikota.
Bahkan, rapat koordinasi terus dilakukan secara khusus membahas tentang percepatan penurunan stunting di Jatim. Tak hanya itu, Pemprov Jatim bersama Pemkab/Pemkot terus melakukan pemetaan sedetail-detailnya.
"Saya yakin kehadiran Bapak KSAD di Jatim dalam mengukuhkan Bapak Bunda Asuh Anak Stunting di Gresik ini gaungnya bisa diikuti di seluruh Indonesia. Apa yang dicontohkan oleh Bapak KSAD ini adalah bentuk referensi dari upaya gotong-royong menangani dan mengatasi permasalahan serius di tengah masyarakat," urainya.
Sampai saat ini berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 prevalensi stunting di Jatim sebesar 23,5 persen, yang artinya di bawah rata-rata nasional yang mencapai 24,4 persen. Pemprov Jatim terus berupaya bekerja keras agar penurunan stunting bisa dilakukan secara lebih masif di 38 kab/kota di Jatim.
Di tempat yang sama, KSAD Jendral TNI Dudung Abdurahman mengatakan, bahwa kehadirannya di Gresik ini untuk melihat realisasi dari implementasi penanganan anak-anak stunting sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
"Kesemuanya ini adalah harapan kita semua sejalan arahan dari Bapak Presiden agar stunting di Indonesia bisa ditekan dan diturunkan melalui bapak dan bunda asuh ini menjadi 14 persen," tegasnya.
Jenderal Dudung memastikan bahwa peran TNI-AD akan senantiasa membantu pemerintah daerah dan BKKBN dalam mempercepat penurunan stunting di Indonesia.
Load more