Banyuwangi, Jawa Timur – Naiknya harga BBM membuat pengusaha penyeberangan di Ketapang, Banyuwangi–Gilimanuk, Bali, kelimpungan. Mereka mendesak segera dilakukan penyesuaian tarif. Tak tanggung-tanggung, usulan kenaikan tarif ini mencapai 30 persen. Jika tidak, banyak pengusaha penyeberangan dipastikan bangkrut. Alasannya, kenaikan harga BBM berdampak melambungnya biaya operasional kapal.
Desakan kenaikan tarif penyeberangan ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, sejak tahun 2019, belum ada lagi kenaikan tarif dari pemerintah. Padahal, harga BBM sudah pernah dinaikkan sebelumnya.
“Permintaan kenaikan tarif penyeberangan ini sangat mendesak. Jika tidak ada penyesuaian, kami dipastikan akan gulung tikar,” kata Ketua DPC Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Banyuwangi, Putu Gde Widiana, Senin (5/9).
“Saat ini kami masih menunggu informasi dari DPP Gapasdap. Kabarnya, hari ini ada pembahasan rencana penyesuaian tarif dengan kementerian terkait,” jelasnya.
Pihaknya khawatir jika tidak segera dilakukan penyesuaian tarif, banyak operator kapal yang tak mampu memenuhi biaya operasional. Apalagi, operasional kapal harus dibuat bergiliran. Saat ini, jumlah kapal di lintasan Ketapang-Gilimanuk sebanyak 51 kapal. Dari jumlah ini, setiap harinya hanya 28 kapal yang beroperasi.
“Jadi, kapalnya beroperasi giliran,” tutup pria asal Tabanan, Bali ini. (hoa/hen)
Load more