"Sekarang sudah ada Bumdes. Ini nanti kita sinergikan juga, apalagi sejauh ini Kadin juga telah melalukan pendampingan terhadap Bumdes orientasi ekspor," katanya.
Direktur Eksekutif Yayasan Arek Lintang (Alit) Indonesia, Yuliati Umrah mengungkapkan bahwa program Dewa Dewi Rama Daya adalah program Alit Indonesia bersama Kementerian Desa Pembangunam Desa Tertinggal (PDTT) dan Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Saat ini, ada 12 desa yang ada di 9 kabupaten kota di Jatim, Bali dan Flores yang menjadi proyek percontohan.
"Di Jatim ada di kabupaten Pasuruan, Sumenep, Jember, Banyuwangi dan Kota Surabaya sebagai pusat pemasaran, Kota Batu serta Kabupaten Malang. Di Bali ada di kabupaten Gianyar dan di Flores ada di Kabupaten Sika," terang Yuli.
12 desa tersebut didorong dan diintervensi agar kelompok anak-anak diberdayakan secara ekonomi melalui Permak Kultur Permanen Agriculture, yaitu sebuah pendekatan pertanian yang berbasis organik dan tumpangsari, dimana tanaman endemik dari desa akan dibiakkan secara organik dengan menggunakan metode tumpangsari yang diikuti oleh orang tua dan anak.
Sementara anak diberi intervensi melalui kelas merdeka belajar yang terdiri atas 5 materi utama. Pertama tentang keterampilan hidup yang berbasis kebudayaan, misal kegiatan keterampilan sederhana, literasi digital dan non digital. Kedua pengetahuan tentang sejarah, kebudayaan, simple science. Selanjutnya, pengembangan olah tubuh seperti kegiatan olahraga tradisional dan olah raga dasar seperti pencak silat. (sha/hen)
Load more