Sidoarjo, Jawa Timur - Hanya karena tidak ada petugas di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya untuk validasi kesehatan di Bandara Juanda, 63 orang calon jamaah umroh asal sejumlah daerah di Jawa Timur, seperti Bondowoso, Probolinggo, Banyuwangi dan Situbondo gagal berangkat dan menumpuk di Bandara Internasional Juanda, Surabaya.
Solihin (52) salah satu jamaah umroh asal Probolinggo ini, sudah ada di Bandara Juanda sejak pukul 02.00 WIB, Senin (26/9) pagi. Mereka menunggu petugas KKP Kelas 1 Surabaya untuk validasi kesehatan, karena pihak imigrasi tidak memberikan stempel jalan jika dari KKP tidak memvalidasi dulu kesehatan mereka.
Solikhin juga menambahkan, hingga mendekati jadwal penerbangan pukul 05.00 WIB, petugas KKP Kelas 1 Surabaya yang memvalidasi kesehatan mereka baru datang, sehingga 63 orang jamaah umroh gagal berangkat.
63 jamaah umroh asal Bondowoso, Probolinggo, Banyuwangi dan Situbondo seharusnya terbang jam 05.30 pagi, menggunakan Pesawat Reguler Air Asia Qz-330. Namun, mereka akhirnya gagalkan terbang karena tidak ada petugas KKP bandara yang memvalidasi kesehatan puluhan calon jamaah umroh yang akan berangkat.
Terkait kondisi tersebut, Kepala KKP Kelas 1 Surabaya, Slamet Mulsiswanto menyatakan, informasi keberangkatan calon jamaah umroh dari pihak travel mendadak dan tidak ada info lebih awal. Slamet juga menambahkan, hal tersebut adalah alasan tidak adanya petugas KKP di loket verifikasi kesehatan di Bandara Juanda.
"Informasi keberangkatan puluhan calon jamaah umroh melalui Terminal 2 Bandara Juanda mendadak dan tidak ada koordinasi yang cepat dari pihak biro travel dan maskapai penerbangan," tegasnya.
Menurut informasi dari pihak bandara, puluhan calon jamaah umroh yang gagal terbang ini akan di bawa ke hotel di sekitar kawasan Bandara Juanda, sambil menunggu tindak lanjut dari pihak biro perjalanan travel yang memberangkatkan calon jamaah umroh tersebut. (khu/hen)
Load more