Surabaya, Jawa Timur - Keberhasilan PTPN XI dalam mempertahankan dan merawat bangunan Cagar Budaya, mendapat apresiasi Pelestari Cagar Budaya Tahun 2022 dari Dinas Kebudayaan & Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur.
PTPN XI yang dulu, di era kolonial, merupakan kantor administratur perkebunan mewakili Handels Verenigging Amsterdam (HVA) yang berpusat di Kota Amsterdam, Belanda.
Apresiasi itu akan mendorong pengelola gedung untuk memanfaatkan gedung bisa lebih bermanfaat kepada publik demi tujuan pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan, budaya dan pariwisata sebagaimana diamanahkan oleh Undang- Undang Cagar Budaya.
R Tulus Panduwidjaja, Direktur PTPN XI menyampaikan Gedung sejak era Kolonial tersebut masuk Pelestari Cagar Budaya Tahun 2022, terbaik dua kategori Heritage Cagar Budaya dari Dinas Dinas Kebudayaan & Pariwisata Provinsi Jawa Timur.
”Gedung ini memiliki sejarah baik histori perkebunan di Indonesia maupun bagian dari sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, warisan sejarah untuk kita semua," terang R Tulus Panduwidjaja, Jumat (30/9).
Gedung kantor pusat PTPN XI merupakan salah satu bangunan heritage peninggalan Belanda di Surabaya. Didalamnya terdapat arsitektur serta relief yang menggambarkan komoditas utama perkebunan yang pernah dikelola Handle Vereeniging Amsterdam (HVA) waktu itu.
Dijelaskan Tulus, gedung ini diresmikan pada tahun 1925. Arsitektur yang bernuansa klasik merupakan karya asli arsitek Belanda, yaitu Huswit Fermont dan Ed Cuypers. Mereka mengusung gaya art deco yang digabungkan dengan unsur tradisional.
Terpisah Frans Leidelmeijer pakar spesialis dekorasi dan kesenian arsitek bangunan kolonial mengunjungi Gedung PTPN XI Selasa (27/09) untuk mendokumentasikan bangunan arsitektur Belanda di Indonesia.
“Saya sangat terpesona dengan keindahan arsitektur kolonial. Saya mengunjungi Surabaya dan melihat banyak sekali bangunan yang indah. Khususnya gedung ini, saya sangat menyukai karya dari karakternya dan juga arsitektur khas kolonial. Bangunan ini terlihat seperti kastil raja yang megah dihiasi dengan motif–motif yang eksotis, tidak hanya oriental tapi juga motif natural dari Indonesia, dan ini merupakan alasan saya sangat menyukai bangunan ini," terang Frans Leidelmeijer yang juga pakar Seni Baru di program televisi ‘Tussen Kunst & Kitsch’ di Belanda.
Ada karya seni lainnya seperti kaca timah yang menghiasi lantai 1. Disana terhias logo-logo berbagai kota di Hindia Belanda. Diantaranya adalah Batavia, Semarang, Makasar, Cirebon dan Surabaya sendiri. Tidak lupa logo kota Amsterdam yang menjadi pusat kantor administrasi perkebunan ini.
Frans bersama tim pemerhati dan pegiat gedung bersejarah dari Belanda Bie Muusze Filmer Holland melakukan dokumentasi beberapa gedung cagar budaya di Surabaya sebagai materi studi komparasi antara kesamaan arsitektur di Belanda dan di Indonesia.
“Sejarah memang kejadian masa lalu, tpi akan menjadi pijakan saat ini untuk menatap masa depan. Dengan belajar sejarah berarti kita menatap masa depan, dengan merawat gedung ini PTPN XI mengajak kita belajar sejarah untuk menatap masa depan,” ungkap Nanang Purnowo Ketua Begandring Soerabaia yang mendampingi Bie Muusze Filmer Holland.
Saat ini PT Perkebunan Nusantara XI mengelola 13 pabrik gula aktif dengan wilayah kerja Jawa Timur dan memiliki kontribusi terhadap produksi gula nasional. (zaz/hen)
Load more