Malang, Jawa Timur - Dinas Kesehatan Kabupaten Malang membuka krisis center atas tragedi Kanjuruhan yang merenggut 131 korban jiwa. Bagi warga yang keluarganya masih belum ada kabar dan diduga menonton pertandingan Arema FC vs Persebaya Sabtu (1/10/2022) lalu, agar segera menghubungi posko krisis center.
"Bagi masyarakat yang sampai saat ini belum bisa mengetahui keberadaan keluarga yang terkena musibah stadion kanjuruhan dapat menghubungi nomor berikut; 0858-6161-6109," demikian bunyi selebaran yang dibagikan Dinkes Kabupaten Malang, yang diterima tim tvone di Malang, Kamis (5/10/2022).
Diketahui, per Selasa (4/10/2022) hingga pukul 22.00 WIB, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Wijanto Wijoyo mengatakan ada penambahan enam orang yang meninggal dunia.
Namun, lanjut dia, korban meninggal dunia tersebut bukan merupakan pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit.
"Benar, ada penambahan. Tapi ini bukan penambahan korban meninggal dunia setelah dirawat di rumah sakit," kata dia.
(Data korban tragedi Kanjuruhan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, per Selasa 4 Oktober 2022, hingga pukul 22.00 WIB. Sumber: tim tvone)
Dia menambahkan data enam orang korban meninggal dunia baru ditambahkan karena pada saat terjadi tragedi di Stadion Kanjuruhan, korban langsung dibawa pulang sebelum dilakukan pendataan.
"Korban langsung dibawa pulang saat itu. Penambahan data ini dengan kerja keras dan pengecekan di lapangan, dan memang benar ada tambahan enam orang. Tapi, sekali lagi, ini bukan yang meninggal setelah menjalani perawatan di rumah sakit," kata dia.
Kericuhan terjadi usai pertandingan pada Sabtu (1/10) malam yang hasil akhirnya 2-3 untuk tim tamu. Kekalahan Arema FC menyebabkan sejumlah suporter tuan rumah turun dan masuk area lapangan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar dan sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.
Petugas kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata. (hen/ito)
Load more