Gresik, Jawa Timur - Tragedi Stadion Kanjuruhan menyisakan cerita pedih bagi suporter. Salah satunya suporter asal Bawean, Kabupaten Gresik. Diby Fadilah, mahasiswi asal Desa/Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik ini, yang mengaku tidak bisa menahan perihnya gas air mata yang ditembakkan oleh polisi kala itu.
Remaja 21 tahun itu kini mengalami trauma besar pasca kejadian. Kedua matanya mengalami radiasi, kakinya pun mengalami luka akibat tertimpa pagar dan badannya lemas akibat tertindih supoter lain, saat berusaha menyelamatkan diri dari Tragedi Kanjuruan.
Umar Junid, salah satu keluarga korban, warga Desa/ Kecamatan Tambak Bawean, Gresik mengatakan, korban Diby saat ini sudah dibawa ke Gresik di rumahnya Gang Lebar Pangsud Kavling 17 C. Kondisinya masih menjalani rawat jalan dari RS Semen Gresik.
“Alhamdulillah saat ini sudah ada di rumah Gresik,” katanya pada awak media, Sabtu (8/10).
Diceritakan oleh Umar, jika Diby Fadilah sendiri, merupakan mahasiswa semester 7 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Pihak keluarga menjemput Diby pada hari Rabu dini hari (5/10).
Menurut Umar, mahasiswi jurusan keperawatan itu kini mengalami radiasi luar biasa di kedua matanya. Kondisi sekitar matanya membengkak kehitaman akibat terkena tembakan gas air mata petugas polisi pengamanan saat pertandingan.
"Radiasinya sangat luar biasa sehingga bengkak kehitaman, kakinya luka tertindih pagar, begitu juga badannya tertindih orang. Meski kondisinya sudah membaik, Diby masih merasakan sesak,” tutur Umar.
Dijelaskannya, korban berangkat menonton laga Derby Jatim Arema VS Persebaya bersama dua teman perempuannya, yang sama-sama berasal dari Pulau Bawean. Kedua temannya kebetulan ada kegiatan di Gresik, sehingga ketiganya bersama-sama berangkat ke Kota Malang.
“Saat kejadian korban bersama kedua temannya sesama warga Bawean. Dua temannya sempat ngajak lari Diby. Tapi dikira itu hanya asap mercon, ternyata saat kena asap matanya langsung perih sampai menganggu penglihatannya,” ucapnya menirukan cerita korban.
Masih menurut Umar, Diby akhirnya mencari pintu keluar di tribun 11. Korban berdesakan bersama para suporter lainnya. Diby tidak tahan dengan kondisi kedua matanya yang mengalami radiasi. Dirinya linglung dan pasrah menjadi tindihan para suporter.
“Tolong pak, tolong,” imbuh Umar yang merupakan keluarga korban.
Untungnya ketika korban tertindih suporter lain di tribun tersebut, seorang lelaki langsung menarik korban. Hingga pada akhirnya Diby diamankan di suatu tempat dan keluar dengan selamat.
“Kedua temannya juga mengalami luka lecet. Tidak sampai radiasi mata. Satu temannya luka jahitan di kaki, satunya tidak apa-apa. Keduanya warga asal Dusun Timur Sungai, Tanjungori, Kecamatan Tambak,” pungkas Umar. (mhb/hen)
Load more