"Pentas adu gulat juga di iringi musik Gending tradisional untuk menghibur peserta dan warga saat pertandingan. Setiap peserta yang menang menurut wasit yakni yang dua kali menjatuhkan lawannnya dibabak pertama dan kedua," tegas Saiful.
Sementara itu, Anggun (25) salah satu peserta gulat okol asal kota Surabaya mengaku, rela jauh- jauh datang dari kota Surabaya demi bisa memeriahkan budaya okol peninggalan nenek moyang warga Setro Menganti.
"Selain dapat hadiah uang tunai dan kaos, saya ikut gulat karena ingin ikut melestarikan tradisi warga desa agar tidak punah," tutur Anggun kepada tvonenews.com.
Hanif, pihak panitia adu gulat okol mengaku jika pentas budaya gulat okol bukannya tanpa alasan digelar setiap tahunnya. Menurutnya tradisi gulat warga telah dilakukan sejak ratusan tahun silam.
"Tradisi ini warisan secara turun temurun. Merupakan Peninggalan nenek moyang warga setro yang dulu meminta hujan saat musim kemarau panjang tak kunjung usai," kata Hanif.
Dalam pentas budaya adu gulat okol tahun ini, tidak hanya diikuti oleh peserta dari warga desa Setro saja, melainkan juga diikuti puluhan warga dari luar kota Gresik, seperti peserta dari Lamongan, Tuban, Surabaya, Kediri dan Jombang.(mhb/mii)
Load more