Jombang, Jawa Timur - Setelah melalui proses panjang, akhirnya busana khas daerah Jombang, dilaunching Bupati Mundjidah Wahab. Busana tersebut diberi nama Jombang Deles. Launching tersebut dilakukan di alun-alun kota, usai upacara peringatan Hari Jadi Pemkab Jombang ke-112, Hari Jadi ke-77 Pemprov Jatim, serta Hari Santri Nasional 2022.
Pada akhir acara, Guk dan Yuk Jombang juga memperagakan busana itu. Pasangan Guk dan Yuk melenggang ke depan panggung. Berlenggak-lenggok dengan busana Jombang Deles. Hadirin pun bertepuk tangan. Guk dan Yuk tahun 2021 ini kemudian menghampiri Bupati Mundjidah dan Wabup Sumrambah yang berada di panggung kehormatan bersama sejumlah pejabat dan undangan.
"Bersamaan dengan peringatan Hari Jadi ke-112 Pemkab Jombang, Hari Jadi ke-77 Pemprov Jatim, serta Hari Santri Nasional 2022, kami melaunching busana khas Jombang. Namanya Jombang Deles. Busana ini sarat nilai sejarah," kata Bupati Jombang Mundjidah Wahab.
Bupati mengungkapkan, saat ini busana khas tersebut baru jadi dua potong, yakni dipakai oleh Bupati Jombang dan Wabup. Selanjutnya dipakai secara bersamaan pada acara tasyakuran. Ke depan, baju khas itu dipakai setiap Kamis oleh ASN (Aparatur Sipil Negara).
"Kita buatkan regulasi melalui Perbup (Peraturan Bupati)," ungkap Mundjidah.
Busana khas Jombang ini terdiri diri udheng blangkon sundul mego, yakni perpaduan dari udheng ludruk dan blangkon cekdongan. Hal itu berarti insan Jombang sangat egaliter, sangat menghormati perbedaan, sangat toleran. Sundhul Mego diambil dari nama Patih dalam Cerita Wayang Topeng Jatiduwur dalam lakon Wiruncono Murco.
Load more