Surabaya, Jawa Timur - DPD Partai Gerindra Jawa Timur merayakan Hari Santri 2022 dengan cara berbeda. Sejumlah pengurus Gerindra Jatim napak tilas ke Penjara Koblen, Surabaya.
Bukan tanpa alasan Gerindra Jatim memilih Penjara Koblen. Ketua DPD Gerindra Jatim, Anwar Sadad menyebut, penjara tersebut merupakan tempat Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari pernah menjadi tahanan politik.
"Di tempat itu selama 3 bulan, Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari pernah menjadi tahanan politik. Hari ini kita napak tilias, sekaligus mengingat kembali memori-memori perjuangan para santri dahulu," kata Sadad di lokasi.
Pria yang akrab disapa Gus Sadad ini mengungkapkan, saat itu, Hasyim Asy'ari sempat menjadi tahanan politik selama 3 bulan. Mengutip dari sejarah, Gus Sadad menyebut kala itu, Hasyim Asy'ari dibebaskan oleh Bung Tomo dan arek-arek Suroboyo.
"Tempat ini bersejarah, saya kira ini salah satu tempat terpenting dalam bukti sejarah, bahwa santri, arek-arek Suroboyo melawan bahkan mengusir penjajah," tegasnya.
Setelah dari Penjara Koblen, pengurus Gerindra Jatim melanjutkan napak tilas ke gedung Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama atau Kantor PCNU Surabaya di Jalan Bubutan.
"Kantor ini sebagai tempat dimana para ulama pada tanggal 21-22 Oktober mengadakan pertemuan dan akhirnya bersepakat mengeluarkan resolusi. Perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia penuh dengan kisah penderitaan dan pengorbanan dari para ulama dan santri," ungkap Gus Sadad.
"Bahkan, Haji Agus Salim, pahlawan nasional dari Sumatera Barat, mengatakan 'leiden en lijden', pemimpin itu menderita. Sebagai generasi penerus kita menghayati makna penderitaan dan pengorbanan para pahlawan," sambungnya.
"Spirit Fatwa Jihad Hadratussyaikh dan Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama di era kini harus direaktualisasi dalam bentuk jihad melawan kebodohan, kemiskinan, kelaparan, dan sebagainya. Ruang bagi santri untuk terlibat memperbaiki kualitas kehidupan kebangsaan telah terbuka lebar dengan adanya pengakuan terhadap peran serta para santri melalui Hari Santri Nasional," bebernya.
"Jawaban atas pengakuan tersebut adalah kompetensi. Itulah cara kita sebagai santri menghargai seluruh pengorbanan para ulama di masa-masa revolusi fisik merebut Kemerdekaan," tandas pria yang masuk Bursa Cagub Jatim 2024 ini. (sha/hen)
Load more