Gresik, Jawa Timur - Lantaran masih dihantui rasa was-was akan datangnya banjir susulan dengan debit air yang lebih tinggi, warga korban banjir di Dusun Cermen, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik nekat bertahan dan tidur di tenda darurat yang dirikan dipinggir jalan desa meskipun kondisinya cukup memprihatinkan.
Selain menyelamatkan diri dengan memilih mendirikan tenda darurat untuk berteduh dan mengamankan harta mereka, sebagian warga juga mengungsi di masjid maupun rumah kerabat yang tidak terdampak banjir. Tenda darurat ini berjejer di jalan perkampungan, yang berada di dataran lebih tinggi dari perkampungan. Salah satu warga korban banjir yang nekat bertahan di tenda yakni Sriati.
"Tadi malam ya buat tidur, masak. Tidur di sini, rumah saya kebanjiran," ucap Sriati, Rabu (26/10).
Sementara itu Susilo (63), warga Dusun Cermen yang lain mengaku, dirinya bersama istri memilih mengungsi di warung yang dimilikinya, yang kebetulan berada di lokasi tidak kebanjiran. Sementara anak-anak Susilo, masing-masing sudah berkeluarga dan tinggal di luar Dusun Cermen.
"Saya dan istri tadi malam tidur di warung, sementara barang-barang sudah lebih dulu saya amankan di lantai dua sebelum banjir. Sebab kemarin sudah ada yang woro-woro, memberitahu kalau ada tanggul yang jebol, jadi saya masih sempat memindahkan barang-barang supaya tidak kena banjir," tutur Susilo.
Hal yang sama dikatakan Hisyam (40) yang menuturkan, jika banjir yang merendam Dusun Cermen pada saat ini masih lebih baik jika dibandingkan bencana banjir periode sebelumnya yang hampir menenggelamkan rumahnya. Sebab air yang merendam saat ini, tidak setinggi kejadian banjir yang sempat melanda sebelumnya.
"Sekarang masih lumayan, sebab tahun kemarin itu air banjir sampai setinggi pintu rumah. Ini (sekarang) juga sudah mulai surut," kata Hisyam.
Kepala Desa Cermen, M. Suhadi kepada tvonenews.com menyatakan, jika banjir luapan Kali Lamong akibat jebolnya tanggul anak kali lamong. Saat ini banjir mulai berangsur surut.
"Ada 200 rumah di Dusun Cermen dan Medeo yang terendam. Yang kasian itu hektaran tanaman pertanian warga juga terendam banjir," pungkas Suhadi. (mhb/gol)
Load more