Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik semakin saling terikat dan membutuhkan satu sama lain seiring dengan tingginya mobilitas warga di tiga daerah tersebut.
Wali Kota dan Bupati di ketiga daerah tersebut diketahui sudah intens menjalin komunikasi sejak awal mereka dilantik pada tahun 2021.
Dalam banyak kesempatan mereka berjumpa untuk berdiskusi dan saling membantu satu sama lain ketika membutuhkan.
Sedikitnya ada empat gagasan yang tercetus dari banyak pertemuan mereka, yakni teknis pelaksanaan Universal Health Coverage (UHC), Keterpaduan Infrastruktur Transportasi, penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) melalui program CSR, hingga kerja sama daerah dalam bidang ketahanan pangan.
"UHC ini yang segera kita jalankan. Insyaallah nanti di akhir tahun 2022 atau awal tahun 2023, bagaimana orang Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo di manapun berobat bisa," ungkap Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Selain penerapan UHC dan pemenuhan kebutuhan pokok, Cak Eri memaparkan, bahwa pihaknya juga sepakat menjalin kerja sama keterpaduan infrastruktur transportasi di Surabaya Raya.
"Gresik kita rencanakan untuk transportasi terpadu yang bisa terintegrasi dengan Bus Trans Jatim dan juga Semanggi Surabaya. Mudah-mudahan, langkah-langkah dan kebijakan ini bisa terealisasi," jelasnya.
"Kita intens dan InsyaAllah itu juga sudah bisa berjalan di tahun 2023," tambahnya.
Tak hanya itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini juga mengaku telah menjalin kesepakatan dengan Gresik dan Sidoarjo soal kerja sama penataan ruang.
Hal itu dimaksudkan agar bagaimana landmark jalan di Surabaya Raya ini bisa terkoneksi antara satu daerah dengan yang lain.
"Sehingga masyarakat di Surabaya Raya ini bisa menikmati jalan tidak macet ketika masuk dari Gresik ke Surabaya atau dari Surabaya ke Sidoarjo," pungkasnya.
Load more