Surabaya, Jawa Timur - Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober, jadi momen generasi muda untuk merefresh bagaimana perbedaan dapat direspon dengan satu kekuatan, yaitu “Kesatuan”. Tidak lagi sibuk dengan perbedaan suku, bahasa, tapi lebih fokus pada tujuan bersama.
Hal ini yang diresapi oleh Rani Andria, mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Ciputra (UC) Surabaya, yang menyatakan bahwa berbeda itu biasa, berbeda itu indah, dan berbeda itu kaya.
“Saya asli Bali, hari ini saya mengenakan baju khas Bali. Senang banget bisa pakai baju daerah yang berbeda-beda bersama teman-teman. Berasa kita kaya banget,” tuturnya.
Ade Kumala Putri tim sosial media UC menjelaskan bahwa 15 talent tersebut didapat dari sayembara yang dibuka untuk seluruh mahasiswa. Ia menambahkan, konten ini diharapkan membuat generasi muda tetap ingat dengan budaya bangsa.
“Antusias dari mahasiswa sangat luar biasa. Kita cuma perlu 15 mahasiswa, namun yang daftar melebihi dari 200 mahasiswa. Tidak ada seleksi untuk menentukan 15 dari 200 mahasiswa ini. Kita putuskan yang ikut project konten ini adalah mahasiswa yang pertama mendaftar,” ujar Lala sapaan akrabnya.
Dari project ini ada enam konten yang dihasilkan, yaitu fashion show, tebak nama pahlawan, sambung lagu daerah, tebak makanan khas daerah, tebak tarian, dan membacakan ikrar Sumpah Pemuda.
“Dari enam konten ini kita akan upload di sosial media secara bertahap, tiga hari sebelum Sumpah Pemuda. Ternyata dari konten tersebut mendapatkan banyak antusias yang baik dari generasi muda. Masuk FYP di konten Tiktok,” jelas Lala.
Dia mengakui, jika generasi muda saat ini memang memiliki perbedaan dari pendahulunya. Untuk itu, merayakan Sumpah Pemuda dengan konten kekinian akan lebih berkesan dan mendalam.
“Dengan banyaknya rekan-rekan mahasiswa yang memberikan komen request penambahan baju daerah di next content, menjadikan semangat bagi kami tim creative content untuk membuat banyak konten-konten terkait dengan kekayaan Indonesia,” pungkasnya. (zaz/hen)
Load more