Bojonegoro, Jawa Timur – Hujan lebat menjebol brojong tanggul Sungai Klampok. Ratusan rumah warga di Desa Bobol, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro, diterjang banjir bandang.
Menurut Alit Saksama Prayoga, Camat Sekar saat dikonfirmasi mengatakan, hujan lebat mulai pukul 16.00 WIB terjadi hampir di wilayah sekitar Kecamatan Sekar. Akibatnya bronjong atau gabion di bawah jembatan Sungai Klampok ambrol, sehingga aliran sungai meluap ke permukiman warga di empat dusun.
“Ada 4 dusun yang berada di Desa Bobol yang diterjang banjir bandang, yaitu Dusun Krajan, Dusun Dawe, Dusun Klampok, Dusun Kejuron. Selama bertugas setahun tidak pernah banjir, baru kali ini banjir bandang terjadi di 4 dusun,” ungkap Alit.
Sejumlah rumah ada yang rusak diterjang arus banjir bandang yang berasal dari wilayah dataran tinggi hingga dinding yang terbuat dari papan kayu jebol, Jumat (4/11).
Ketinggian banjir bandang di empat dusun tersebut mencapai 10 cm hingga 1 meter. Sementara Kepala BPBD Bojonegoro, Ardhian Orianto, mengatakan pihaknya mendatangi lokasi untuk melakukan pendataan dan menyalurkan bantuan logistik berupa sembako 179 paket, terpal 30 buah, matras 20 buah, selimut 90 buah, tambah gizi 49 paket dan 44 paket lauk pauk.
“Banjir sudah surut, warga sudah melakukan pembersihan lumpur di rumah masing-masing secara mandiri,’’ ujar Ardhian.
Kebutuhan mendesak adalah untuk penanganan tanggul jebol, berupa 75 lembar bronjong, sesek 100 lembar dan karung sak 500 lembar. Ardhian menambahkan bahwa pagi ini kita melakukan kerja bakti bersama untuk menormalisasi tanggul sungai yang jebol dengan melibatkan Koramil dan Polsek Sekar serta perangkat desa setempat.
Data BPBD Bojonegoro menyebutkan bahwa rumah terdampak banjir bandang 24 KK di Dusun Krajan,67 KK di Dusun Klampok, 31 KK Dusun Kejuron dan 57 KK dusun Dawe. Selain wilayah Kecamatan Sekar, diketahui pada waktu hampir bersamaan sebuah jembatan putus di Desa Turi, Kecamatan Tambakrejo.
Banjir bandang ini terjadi di sejumlah wilayah kawasan pinggiran hutan di Bojonegoro. Hal tersebut kemungkinan besar karena saat ini kondisi hutan banyak yang gundul dan beralih fungsi lahan pertanian, sehingga daerah serapan saat hujan hampir tidak ada. (dra/hen)
Load more