Banyuwangi, Jawa Timur - Sedikitnya 24 tim rescue pertambangan nasional beradu kemampuan dalam Indonesian Fire and Rescue Challenge (IFRC) ke-19 di lokasi tambang emas Tumpang Pitu, Banyuwangi. Seluruhnya akan unjuk kehebatan melakukan simulasi penyelamatan bencana mulai 15-20 November mendatang.
Ajang IFRC di Banyuwangi dipastikan berlangsung sengit. Pasalnya, seluruh tim yang akan berlaga sudah memiliki jam terbang tinggi. Termasuk dengan tuan rumah, tim IFRC tambang emas Tumpang Pitu.
“IFRC di Banyuwangi ini yang ke 19. Jika dirunut sejak dimulai dari Pertapindo (Perkumpulan Penyelamat Pertambangan dan Energi Indonesia), ini masuk tahun ke-26,” kata Wakil Ketua Pertapindo, Lidia dalam konferensi pers IFRC ke-19 di tambang emas Tumpang Pitu, Banyuwangi, Minggu (13/11) sore.
Mereka yang berlaga berasal dari profesi penyelamat pertambangan berskala nasional. Perlombaan ini akan memberikan delapan tantangan penyelamatan pertambangan. Rinciannya, pertolongan kebakaran, penyelamatan tabrakan di lokasi tambang, pertolongan dari atas gedung tinggi, pertolongan korban dengan zat berbahaya, pertolongan di tempat kerja yang minim oksigen, penanganan kebakaran, pertolongan banjir dan ujian kemampuan fisik.
“Masing-masing tim diberikan waktu 30 menit untuk menyelesaikan tantangan,” kata Suyatno, panitia IFRC ke-19 Banyuwangi.
Adu ketangkasan penyelamatan di pertambangan ini dibagi dalam tiga titik. Diantaranya, lokasi tambang emas Tumpang Pitu, Pantai Pulau Merah dan Pantai Boom di Kota Banyuwangi. Tempat adu nyali dan ketangkasan ini disesuaikan dengan tema challenge masing-masing.
Direktur tambang emas Tumpang Pitu, PT Bumi Suksesindo (BSI), Riyadi Effendi berharap ajang IFRC di Banyuwangi bisa menjadi ajang saling bertukar kemampuan dalam melakukan penyelamatan di pertambangan.
“Kami sudah siapkan berbagai sarana bagi para peserta untuk adu challenge dan berbagi kemampuan,” tegas pria yang akrab dipanggil Teddy ini. (hoa/gol)
Load more