Lumajang, Jawa Timur - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur, hingga saat ini masih berstatus Siaga atau level 3, terpantau terus menerus mengeluarkan letusan disertai suara gemuruh, yang terlihat dan terdengar sangat jelas dari beberapa desa di kaki gunung Semeru sejak pagi hingga Selasa (29/11/2022) siang.
Abdul Azis ,salah satu warga Dusun Curah Kobokan, Desa Supit Urang Kecamatan Pronojiwo, mengaku sudah terbiasa dengan aktifitas Gunung Semeru akhir-akhir ini. Baginya, sudah menjadi hal yang lumrah jika Semeru sering mengeluarkan letusan disertai asap dan suara gemuruh hingga guguran lava, selama masih dalam jarak luncur yang aman.
"Semalam cuaca sangat cerah, guguran lava pijar terlihat jelas sekali, beberapa kali terlihat letusan disertai keluarnya asap dan suara gemuruh, sampai tadi pagi. sempat cemas sih, karena dua hari terakhir sempat terjadi hujan abu, tapi sudah biasa selama jarak luncurnya masih jauh dari pemukiman," kata Azis, Selasa (29/11).
Meskipun sudah terbiasa dengan kondisi Semeru, Azis mengaku tetap waspada dan terus memantau visual gunung Semeru dari samping rumahnya, bersama warga dan relawan Curah Kobokan.
"Kalau malam tetap siaga, sambil pantau Semeru juga jaga jalur dan membantu warga yang melintas di jalur curah Kobokan," imbuhnya.
Sementara itu, dikutip dari laporan rutin Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Seweru, dalam periode pengamatan Selasa (29/11) mulai 06:00 - 12: 00 wib, secara visual Gunung terlihat jelas hingga kabut 0 - III, dengan asap kawah teramati berwarna putih dan kelabu, intensitas sedang dan tinggi 400 - meter di atas puncak kawah
" Teramati pula 16 kali letusan dengan tinggi 400 hingga 500 meter, dengan warna asap putih kelabu ke arah timur laut," jelas Liswanto dalam laporan tertulisnya.
Sedangkan secara kegempaan, telah terjadi 12 kali letusan serta 5 kali tremor hermonik..
" Hingga saat ini, gunung Semeru masih berada pada status Siaga atau level 3," tulisnya.
Dengan aktivitas yang masih tinggi serta adanya cuaca ekstrem akhir-akhir ini, Badan Geologi PVMBG, tetap menghimbau kepada masyarakat untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaannya , serta mematuhi rekomendasi yang telah dikeluarkan, diantaranya tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Serta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.(wso/ito)
Load more