Surabaya, Jawa Timur - Hasil otopsi terhadap korban tragedi Kanjuruhan, Malang sudah selesai diperiksa oleh Tim Forensik Gabungan Independen. Hasil otopsi tersebut menyebutkan korban meninggal dunia karena adanya kekerasan benda tumpul, yang menyebabkan tulang iga patah, bukan karena tembakan gas air mata.
Selesainya hasil otopsi korban tragedi Kanjuruhan ini disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Wilayah Jawa Timur, Dokter Nabil Bahasuan di Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, Rabu siang (30/11).
“Alhamdulillah kami sudah melakukan otopsi luar dan dalam pada kedua korban tragedi Kanjuruhan, kami diberikan izin oleh penyidik untuk memberikan sebatas kesimpulan saja. Untuk detailnya nanti di persidangan,” ungkap Dokter Nabil Bahasuan.
Dokter Nabil Bahasua, yang juga sebagai Ketua Tim Forensik Gabungan Independen dalam kasus tragedi Kanjuruhan ini menyebutkan, dua korban Kanjuruhan yang diotopsi meninggal dunia karena kekerasan benda tumpul, bukan karena tembakan gas air mata.
“Jadi setelah dilakukan pemeriksaan terhadap dua korban ditemukan adanya kekerasan benda tumpul yang menyebabkan tulang iga korban patah. Ada satu dua atau empat tulang iga korban yang patah. Itu karena adanya kekerasan benda tumpul,” kata Nabil.
“Bukan karena adanya tembakan gas air mata yang menyebabkan korban meninggal dunia. Melainkan karena ada kekerasan benda tumpul,” imbuh Nabil.
Nabil menambahkan hasil dari otopsi korban tragedi Kanjuruhan ini telah diserahkan kepada penyidik Polda Jawa Timur, yang nantinya akan dibawa ke persidangan kasus tragedi yang menewaskan ratusan suporter Arema ini. (msi/gol)
Load more