Banyuwangi, Jawa Timur - Desa Banjar, Kecamatan Licin yang berada di lereng Gunung Ijen, Banyuwangi tak hanya memiliki alam yang indah. Desa di barat Kota Banyuwangi ini dikenal sebagai pusat perajin gula aren. Rasa gulanya tak diragukan lagi.
Produksi gula aren di Desa Banjar ini dikenal yang terbesar di Banyuwangi. Hampir seluruh warganya berprofesi sebagai penderes dan perajin gula aren. Dari empat dusun di desa ini, warganya kompak mengolah nira menjadi gula.
"Terbanyak pembuat gula aren di Dusun Rembang. Ini sudah menjadi tradisi turun temurun," kata Kepala Desa Banjar, Sunardi, Kamis (1/12).
Banyaknya pohon aren membuat warga memanfaatkannya untuk gula merah. Karena murni menggunakan nira aren, rasa gulanya lebih memikat. Ada campuran gurih dan manis alami.
"Kuliner ini adalah berbahan dasar nira aren," tegas Sunardi.
Salah satu produsen gula aren, Suroso (57) mengaku sudah menggeluti usaha ini sejak usia remaja. Ia mewarisi ilmu ini secara turun temurun dari orang tuanya. Sembari bertani, pria ini menggeluti kerajinan gula aren.
"Saya punya beberapa pohon aren, ini yang kemudian saya manfaatkan," ujarnya.
Proses pembuatan gula aren ini seluruhnya tradisional. Setiap pagi, dia menyadap nira sembari ke ladang. Nira terkumpul pada sore hari.
"Kalau pengolahan gula aren yang mengerjakan istri saya," ujarnya.
Dalam sekali proses, dia mampu menghasilkan sekitar 20 log gula aren, berbentuk tabung. Panjangnya sekitar 15 cm. Penjualan dihitung per log. Harganya Rp10 ribu per log. Para pengepul datang langsung ke desa ini untuk berburu gula aren.
"Kami produksinya tiga hari sekali, ketika nira sudah terkumpul banyak," tutup Suroso. (hoa/hen)
Load more