Lumajang, Jawa Timur – PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) masih menetapkan Gunung Semeru berstatus awas hingga saat ini, Kamis (8/12/2022).
Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan meski aktivitas vulkanik cenderung menurun, akan tetapi Gunung Semeru masih berpotensi terjadi erupsi awan panas guguran.
Terutama potensi tinggi terjadi lahar sehingga tingkat aktivitas masih tetap pada Level IV atau Awas.
"Dalam status Awas, masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 17 kilometer dari puncak," jelasnya, Rabu (8/12/2022).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 19 kilometer serta tidak beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari puncak Gunung Semeru.
Pasalnya, rawan terhadap bahaya lontaran batu.
Wahid mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Semeru dari sumber-sumber yang dapat dipercaya.
Saat ini, PVMBG melakukan pemantauan visual, kegempaan dan deformasi Gunung Semeru secara terus-menerus selama 24 jam.
Termasuk pengecekan suhu endapan awan panas dan bersinergi dengan pihak terkait untuk peninjauan giat evakuasi harta benda masyarakat di lokasi terdampak awan panas guguran Gunung Semeru.
Berdasarkan data BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), jumlah pengungsi akibat awan panas guguran Gunung Semeru bertambah menjadi 781 jiwa.
Salah satu titik pengungsian berada di Balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. (ant/nsi)
Load more