Bojonegoro, Jawa Timur - Mendorong pertumbuhan para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di era digital saat ini, Universitas STIESIA Surabaya menyerahkan bahan dan alat kepada mitra program Insentif PKM terintegrasi dengan MBKM berbasis Kinerja IKU Tahun 2022.
Menurut penjelasan Ketua Tim dan Kepala LPPM STIESIA Dr Nur Laily, koordinator mengucapkan terimakasih kepada Dirjen Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi yang sudah memberikan kepercayaan kepada STIESIA untuk melaksanakan program tersebut. Kegiatan tersebut sebagai wujud pengabdian masyarakat di Perguruan Tinggi Swasta yang diitegrasikan dengan pembelajaran kolaboratif dan partisipatif mahasiswa melalui skema kemasyarakatan dalam pemberdayaan dengan melakukan kegiatan Kemandirian Masyarakat (KKM) dan Kegiatan Kampung Bangkit (KKB).
"KKM ini harus punya mitra, dan mitranya itu bisa masyarakat yang produktif atau yang tidak produktif. Di Bojonegoro kami bermitra dengan Istana Batik Marely Jaya Bojonegoro,” ungkap Laily.
Ada 3 dosen, Dr Nur Laily, Dr Ikhsan Budi Rihardjo, Dr Dewi Urip Wahyuni yang mendampingi, dan 2 mahasiswa semester 5, yaitu Hana Evi Damayanti dan Arga Aditya Pradana. Kegiatan pengabdian dilaksanakan 3 hari, mulai 9 - 11 Desember, bertujuan untuk membantu permasalahan mitra dalam produksi, pemasaran dan keuangan.
"Bidang kami adalah keuangan dan perpajakan, bea cukai dan pasar modal, diharapkan kemitraan dengan Marely Jaya bisa membantu pengelolaan administrasinya, apalagi usahanya sudah ekspor," tandasnya.
Materi pelatihan digital marketing disampaikan oleh Dr Sukaris yang memberikan materi tentang pentingnya pemasaran online. Pada hari ke 2 tentang pengelolaan keuangan dan perpajakan, materi disampaikan Dr Ikhsan Budi Rihardjo, tentang pembukuan sederhana dan penting pencatatan transaksi serta pemisahan pembukuan pribadi dan usaha. Dengan menggunakan by Access merupakan aplikasi pembukuan sederhana berbasis IT disampaikan oleh R Yudhi Sidharta dari STIESIA Surabaya.
Materi yang tak kalah penting adalah literasi Perpajakan karena sebagai pelaku UMKM harus paham tentang masalah perpajakan, yang disampaikan oleh ahli perpajakan Dr Muhammad Ilham.
Pada hari terakhir materi yang disampaikan tentang desain dan proses produksi batik yang disampaikan oleh Ma’had Wicaksono dan Sugihartono. Hal ini memberikan pengalaman yang cukup kepada mahasiswa melalui pembelajaran langsung di tempat kerja (experimential learning). Selama magang, mahasiswa akan mendapatkan hard skills (keterampilan, complex problem solving, analytical skills, dsb), maupun soft skills (etika profesi/kerja, komunikasi, kerjasama, dsb).
Kegiatan ini dibiayai oleh Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi melalui Program Isentif Pemberdayaan Masyarakat Terintegrasi dengan MBKM berbasis kinerja IKU.
Sementara dikonfirmasi tvonenews.com pemilik Batik Marely Jaya Pudji Rahayu mengucapkan terima kasihnya pada Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi atas bantuan hibah tersebut.
"Kami sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan, dan akan berusaha amanah memanfaatkan peralatan dan ilmu pelatihan yang diberikan STIESIA. Usaha batiknya akan terus ditingkatkan pengembangannya baik motif maupun pemasarannya," ujar Pudji Rahayu,” tandasnya. (dra/hen)
Load more