"Saya yakin, ketika di dalam dirinya tertanam jiwa kepahlawanan, mereka akan memiliki pribadi yang kuat. Karena mereka sudah tertanam budaya 'Arek Suroboyo'," kata Cak Eri panggilan lekatnya.
Dalam tari Remo massal ini, kata dia, Pemkot Surabaya tidak hanya melibatkan ribuan pelajar, tetapi, juga melibatkan sanggar tari dan peran serta wali murid, sanggar tari, guru dan seluruh stakeholder yang terlibat dalam pagelaran akbar tersebut.
"Rekor Muri ini, tidak saya persembahkan untuk Pemkot Surabaya, akan tetapi untuk seluruh warga yang sudah mau menjaga kekompakan dan budaya ini di dalam dirinya. Dengan filosofi tari Remo, karakter kita pasti akan terbentuk," kata dua.
Cak Eri menjelaskan, alasan tari Remo massal ini digelar di 10 ikon bersejarah dan dua jembatan di Surabaya. Sebab, dirinya ingin menanamkan jiwa kepahlawanan sekaligus mengenalkan kepada para pelajar.
"Saya harap filosofi tari Remo itu tertanam terus di jiwa mereka (pelajar) dan hari terwujud. Saya matur nuwun (terima kasih) banyak kepada semuanya, sehingga tetap mempertahan budaya “Arek Suroboyo," kata dia.
Selain dipusatkan di Jembatan Suroboyo, kegiatan Tari Remo Massal yang digelar serentak diberbagai tempat bersejarah di antaranya, Jembatan Merah, Tugu Pahlawan, Jalan Tunjungan, Jembatan Sawunggaling, Halaman Balai Kota, Alun-Alun Balai Pemuda Surabaya, Taman Bungkul, Taman Apsari, Taman 10 Nopember, dan halaman SD-SMP se-Surabaya. (ant/ito)
Load more