"Pada 2024 ditargetkan setiap musim minimal kita punya 1 ton (siap ekspor)," ungkap Anang.
Pemkab Kediri juga terus berkoordinasi dengan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri mengenai pemanfaatan kawasan hutan untuk kegiatan agroforestry dan pariwisata terpadu.
Dengan luasan lahan di wilayah Perhutani Kediri yang lebih dari 100 hektare, nantinya akan dimanfaatkan untuk pengembangan budi daya tanaman kopi arabika sekaligus untuk kegiatan pariwisata.
Dirinya juga menambahkan, kerja sama pemanfaatan lahan hutan itu, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana telah mengadakan pertemuan dengan Administratur Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri, awal November 2022.
Dalam pertemuan itu, kata Anang, Bupati menyampaikan bahwa lahan perhutani yang luas bisa dimanfaatkan untuk banyak jenis tanaman pertanian seperti di Kecamatan Ngancar yang dimanfaatkan untuk pengembangan buah nanas.
Selain itu, lanjutnya, diharapkan lahan Perhutani di Desa Jugo, Kecamatan Mojo dapat dioptimalkan untuk budi daya kopi, sehingga hasil yang didapat lebih maksimal.
Menurut Anang, tanaman kopi arabika membutuhkan syarat ketinggian karena mempengaruhi kadar air dan suhu. Kabupaten Kediri dianggap tepat untuk pengembangan kopi Arabika karena di Gunung Wilis suhunya lebih dingin, adapun tanaman kopi yang ada di daerah Gunung Kelud dan Anjasmoro rata-rata jenis robusta.(ant/ppk)
Load more