Banyuwangi, Jawa Timur- Tertangkapnya macan tutul oleh kamera warga di lereng Gunung Raung membuat aktivis penyelamatan satwa dilindungi ikut turun tangan. Mereka memasang puluhan kamera trap untuk memastikan habitat satwa langka tersebut. Kamera jebakan ini dipasang di sejumlah titik di sekitar lereng Raung dan Ijen.
Targetnya, kamera trap ini bisa merekam jelas aktivitas macan tutul yang beberapa kali ditemui warga. Sehingga, bisa dipastikan habitat satwa bernama Latin Panthera Pardus itu.
“Kami sudah memasang sebanyak 50 kamera trap di lereng Raung dan Ijen sejak Oktober lalu. Sehingga, bisa dipastikan habitat dari macan tutul di kawasan ini,” kata Program Officer Yayasan Save the Indonesian Nature and Threatened Species (SINTAS) Indonesia, Yosie Syadza, Rabu (4/1) siang.
Rencananya, hasil rekaman kamera trap itu akan diambil Februari mendatang. Hasil rekaman akan menjadi penguat dugaan adanya habitat macan tutul di lereng Raung. Selain lereng Raung di wilayah Banyuwangi, kamera trap juga dipasang di lereng Raung di wilayah Jember. Lokasi pemasangan ini juga termasuk titik di sekitar penemuan macan tutul oleh warga. Salah satunya, di wilayah Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.
Pihaknya meyakini masih ada kehidupan macan tutul di lereng Raung. Sebab, dari beberapa kali melakukan survei, pihaknya mendapati jejak kaki dan kotoran macan tutul. Namun, dari sejumlah jurnal ilmiah, belum ditemukan informasi keberadaan macan tutul di kawasan Gunung Raung dan Ijen.
“Dari pemasangan kamera trap inilah, kami ingin memastikan keberadaan habitat macan tutul itu,” jelasnya.
Hasil rekaman kamera trap juga diharapkan bisa membantu pengelola kawasan dalam melakukan penanganan lebih lanjut. Sebelumnya, warga Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon digegerkan munculnya seekor macan tutul di atas pohon. Hewan karnivora itu ditemukan di malam tahun baru dan terekam kamera warga. Diduga, macan tutup itu usai menerkam monyet, lalu bertengger di atas pohon.
Load more