Surabaya, Jawa Timur - Kesenjangan (Disparitas) harga terutama sembako antara pulau Jawa dan wilayah terluar atau terpencil di wilayah Indonesia Timur terus berkurang, sejalan dengan bertambahnya rute tol laut yang terhubung dan tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Tol laut adalah satu diantara program nasional dari Presiden Jokowi. Program ini terbentuk dilatarbelakangi adanya disparitas harga yang cukup tinggi antara daerah di timur dengan barat.
Terlebih, pertumbuhan ekonomi yang terpusat di Pulau Jawa mengakibatkan transportasi laut di Indonesia tidak efisien dan mahal. Bahkan, dulunya tak ada muatan balik dari sejumlah wilayah yang pertumbuhan ekonominya rendah, khususnya di wilayah Indonesia Timur, pun dari Surabaya.
Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT PELNI, Yossianis Marciano mengatakan, sejak Januari sampai Desember 2022, produksi tol laut mencapai 14.508 TEUs. Artinya, 115,86% di atas target, yakni 12.521 TEUs.
“Untuk tahun 2023, kami optimis dengan menaikkan target hingga 21% dari tahun lalu,” kata Yossianis saat pemuatan pelayaran perdana kapal tol laut di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Rabu sore (4/1).
Pada prinsipnya, tol laut memang menjadi penyelenggaraan angkutan laut secara tetap dan teratur. Mekanismenya, menghubungkan pelabuhan-pelabuhan hub disertai feeder menggunakan kapal-kapal berukuran besar.
Maka dari itu, Kementerian Perhubungan memberikan penugasan kepada PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero), sesuai Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang.
Dalam rangka pelaksanaan tol laut yang diikuti dengan terbitnya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 161 Tahun 2015 tanggal 16 Oktober 2015 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang di Laut dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 168 Tahun 2015 tentang Tarif Angkutan Barang Dalam Negeri dan Bongkar Muat Dalam Rangka Pelaksanaan Tol Laut.
Yossianis menjelaskan, pemuatan pelayaran perdana kapal tol laut ke atas kapal Kendhaga Nusantara 7 hari ini memuat penuh dan melayani rute Surabaya, Larantuka, Lewoleba, hingga Kalabahi. Umumnya, muatan berisi barang kebutuhan sehari-hari, seperti beras, terigu, gula, sampai minyak.
Sementara itu, Direktur Lalu Lintas Laut Kementerian Perhubungan (Dirlala Kemenhub RI), Hendri Ginting menuturkan, Pelni sendiri melampaui target produksi muatan tol laut di tahun 2022. Untuk tahun 2023 saja, ia mengamini target muatan tol laut Pelni naik hingga 21% dari tahun 2022 lalu.
Menurutnya, dalam tol laut tahun ini, ada tambahan 6 trayek baru. “Ini sebenarnya trayek lama, dari Tanjung Perak menuju Larantuka dangan wilayah lain sebagainya. Di 2023, ada penambahan 6 trayek, dari 33 menjadi 39 trayek,” tuturnya
Hendri menegaskan penambahan trayek itu lantaran disinyalir masih ada disparitas harga di beberapa daerah. Bahkan, mencapai 20% hingga 40%.
“Maka dari itu, negara hadir. Sehingga, muatan balik dan kebutuhan bapokpil di 3 TP (terpencil, terluar, dan keterbatasan) itu terpenuhi,” ujarnya.
Ia berharap muatan di tol laut lebih meningkat. Pun dengan rata-rata pada rute balik yang dinilai perlu dimaksimalkan lagi.
“Jadi, full (muatan) balik dan full juga dari sini (Surabaya), dari sisi distribusi lebih lancar dan mudah dijangkau masyarakat, karena kan ada daerah yang belum terjangkau. Untuk evaluasi, kerjasama dan peran yang mengerti betul akan potensi-potensi daerahnya, sehingga muatan baliknya bisa dikirim terutama ke Jawa, karena kendalanya ya itu, keterbatasan, apalagi semua minta kontainer selalu tersedia, sedangkan kita kan terbatas SDM dan materialnya,” pungkasnya. (zaz/gol)
Load more