Banyuwangi, Jawa Timur - Berbahan kulit pohon pisang yang tak berharga, kerajinan tas produksi Banyuwangi bisa tembus pasar ekspor. Kerajinan ini hasil perajin di Desa Tambong, Kecamatan Kabat. Meski dibuat dengan sederhana, kerajinan ini bisa tembus pasar Hawai dan Afrika.
Selain tas, kerajinan berbahan serat kulit pisang ini memproduksi beragam souvenir cantik. Seperti, tempat ponsel, nampan hingga tempat buat. Ada juga, peralatan makan dan minum. Bahan dasar serat kulit pisang dikreasi dengan batok kelapa. Hasilnya, beragam kerajinan unik diciptakan, yang menarik para perajin kebanyakan justru kaum ibu-ibu.
“Kerajinan berbahan serat kulit pisang ini sudah mulai tahun 2000. Sekarang dikelola BUMDes,” kata Nuri, pengelola BUMDes Tambong, Kamis (5/1) siang.
Kerajinan ini dikerjakan sekitar 150 orang ibu-ibu. Mereka sebelumnya dilatih hingga piawai. Ketika musim Covid-19, kerajinan ini bisa menopang perekonomian warga. Sebab, permintaan pasar masih terus berlanjut. Selain Hawai, kerajinan berbahan serat pohon pisang ini banyak dikirim ke wilayah Asia. Salah satu yang terbesar dikirim ke pasar Thailand.
Terbaru, kerajinan berbahan alam ini menjadi souvenir ajang Moto GP di Mandalika, Lombok, tahun lalu. Souvenir yang dipilih panitia adalah parfum alami yang dibungkus anyaman. Sehingga, cukup klasik dan mewah. Selama ini, parfum alami ini langganan pasar Jakarta.
“Sekali kirim bisa 20.000 biji,” jelasnya.
Proses pembuatan kerajinan ini cukup sederhana. Rata-rata, berbahan dasar anyaman. Lalu, dikreasikan dengan bahan lain, sehingga terkesan mewah. Karena menyerap banyak tenaga kerja, kerajinan alami ini mampu mendongkrak ekonomi warga.
Load more