Pacitan, Jawa Timur - Sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran wabah diare di Kecamatan Sudimoro, Pacitan, Kementerian Kesehatan bersama Dinas Kesehatan Pacitan melakukan kaporisasi di berbagai titik sumber mata air yang dikonsumsi warga.
Kaporisasi menyasar sejumlah sumur warga dan sumber mata air di wilayah yang diduga kuat menjadi lokasi awal mula munculnya e coli. Petugas BBTKL Kementerian Kesehatan ini juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait penggunaan kaporit yang digunakan untuk melakukan klorinasi air.
dr Teguh Mubawadi, koordinator analisis dampak kesehatan lingkungan BBTKL Kemenkes RI Surabaya mengungkapkan, dugaan awal penyebab diare yang menjangkiti hampir ratusan orang warga Kecamatan Sudimoro, berasal dari air yang terkontaminasi virus, namun pihaknya belum bisa memastikan secara detail hingga menunggu uji laboraturium sample air di ITD.
"Dugaan awal memang dari air. Untuk memastikan kami masih menunggu hasil uji laboratorium sample dari sekitar 700 sumur warga dan sebagian dari berbagai sumber mata air," jelasnya.
Sementara itu, terkait wabah diare di Kecamatan Sudimoro yang menjangkiti masyarakat, Dinas Kesehatan Pacitan melaksanakan Surveylen ke sejumlah titik dan melakukan penyelidikan edimology untuk mengetahui penyebab wabah ini.
"Survey untuk mengetahui dan mengumpulkan data pasien dari daerah mana saja. Sedangkan penyelidikan edimology untuk mengetahui apa penyebab wabah diare hingga penyebaran sangat cepat," terang Sri Haryanti, Fungsional Kesehatan Lingkungan Bidang Kesmas Dinkes.
Yanti menambahkan Dinas Kesehatan mendorong gaya hidup sehat warga setempat dengan klorinasi, inpeksi sanitasi untuk menilai sejauh tingkat kesehatan lingkungan mengingat wabah tersebut diduga berasal dari sumber air yang terkontaminasi e coli yang berasal dari tinja manusia.
"Edukasi, Inspeksi sanitasi dan klorinasi sedang kami kerjakan, minimal sudah bisa menekan angka penyebaran agar tak meluas," imbuhnya.
Sementara saat ini jumlah secara akumulatif warga Kecamatan Sudimoro yang terjangkit diare bertambah menjadi 104 pasien. Dari jumlah tersebut, 2 pasien menjalani rawat inap di Puskesmas Sukorejo, satu pasien meninggal dunia, sisanya menjalani rawat jalan. Sedangkan di Puskesmas Kecamatan Ngadirojo sampai sepekan ini menangani 38 kasus diare. (asw/hen)
Load more