Lumajang, Jawa Timur - Aktivitas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur, yang hingga saat ini berada pada status siaga (level 3), masih cukup tinggi dan belum menunjukkan tanda-tanda kembali normal.
Seperti yang terpantau dari Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro, dalam sepekan terakhir Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini kembali menunjukkan tingginya aktivitasnya.
"Sejak semingguan ini memang sering mengeluarkan lava pijar, letusan disertai suara gemuruh," kata Maisaroh, Sabtu (14/1/2023).
Lebih lanjut Maisaroh menuturkan jika warga sempat dibuat cemas dengan tingginya aktifitas Gunung Semeru akhir-akhir ini. Sebagai upaya antisipasi, warga tetap meningkatkan kewaspadaan dengan menggelar ronda malam.
"Kami khawatir terjadi erupsi susulan pada malam hari, makanya kami tetap waspada meskipun sudah terbiasa," imbuhnya.
Sementara itu, berdasarkan data dan laporan rutin petugas Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru, tercatat dalam 6 jam terakhir, secara visual gunung jelas, asap kawah tidak tramati.
"Teramati letusan sebanyak 6 kali dengan tinggi asap kurang lebih 500 hingga 700 meter, warna asap putih kelabu condong ke arah utara dan barat daya. Terdengar 4 kali suara letusan atau gemuruh, serta
teramati guguran lava pijar sebanyak 8 kali, dengan jarak luncur kurang lebih 800 hingga1000 meter ke arah besuk kobokan," tulis Mukdas Sofian dalam laporannya.
Sedangkan secara kegempaan, tercatat telah terjadi 22 kali letusan, 9 kali guguran, 3 kali hembusan serta 2 kali tektonik jauh.
"Untuk tingkat aktivitasnya, hingga saat ini Gunung Semeru masih berada pada status siaga atau level 3, untuk itu warga tetap dihimbau selalu waspada dan mematuhi semua rekomendasi yang telah di berikan PVMBG," pungkasnya.
Berikut ini adalah rekomendasi yang diberikan oleh Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), agar dipatuhi oleh warga, diantaranya larangan melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar), serta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (wso/ree)
Load more