Madiun, Jawa Timur - Demam permainan lato-lato pada anak usia dini memang dirasa mengganggu kegiatan belajar mengajar saat di sekolah. Bahkan sejumlah sekolah di Kabupaten Madiun melarang siswanya membawa permainan tersebut ke sekolah.
Seperti yang dilakukan oleh Bambang Wahyu Tamtomo, Kepala SDN Sobrah, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, bersama para guru, menggelar razia mainan lato-lato di dalam tas siswa. Sabtu (14/1).
Pemeriksaan ini dilakukan rutin sejak sepekan terakhir menyusul adanya larangan permainan lato-lato di lingkungan sekolah. Selain karena berdampak bising sehingga mengganggu konsentrasi belajar, larangan ini dilakukan juga demi keamanan para siswa.
“Terkait permainan lato-lato, kebijakan di sekolah kami melarang anak-anak bermain lato-lato di sekolah. Karena membuat suasana sekolah itu bising sehingga mengganggu konsentrasi kami dalam bekerja,” kata Bambang.
Menurutnya, memang permainan lato-lato ini tidak ada larangan, akan tetapi lebih bagusnya dilakukan di rumah dengan pengawasan orang tua.
“Sebenarnya larangan ini sudah sejak sebulan yang lalu, tapi banyak anak-anak yang bandel dan tetap membawanya ke sekolah makanya kita razia,” imbuhnya.
Dari pemeriksaan tas siswa, ditemukan 3 mainan lato-lato atau ethek-ethek ini. Atas hal itu, pihak guru menyita mainan tersebut dan akan dikembalikan saat jam pelajaran usai.
Meskipun permainan lato-lato ini tidak dilarang dan dampak positifnya dapat mengurangi kebiasaan anak bermain handphone, namun demi keamanan diharapkan permainan ini harus diawasi orang tua. (men/hen)
Load more