Surabaya, Jawa Timur - Warga di Perumahan Bumi Galaxi Permai Araya, Surabaya, mempunyai cara sendiri untuk merayakan tahun baru Cina atau Imlek. Mereka yang terdirid dari berbagai etnis, suku dan agama berkumpul di jalan, membaur satu sama lain dan menikmati berbagai menu Tionghoa dan nusantara. Selain itu, mereka juga berbagi angpo kepada yang lebih muda.
Suasana guyup rukun ini semakin hangat dengan berbagai sajian jajanan dan makanan, yang disediakan oleh warga setempat. Tak hanya jajanan dan makanan khas Tionghoa yang disajikan, namun juga menu nusantara. Warga bebas mengambil dan memakannya dengan puas.
“Silakan jajanan dan makanan diambil dan dimakan pak. Bebas dan gratis semuanya,” ujar salah seorang ibu, warga setempat.
Panitia perayaan Imlek, Martin Surayana menyebutkan, perayaan Imlek tersebut sengaja digelar untuk menunjukkan keguyuban dan kerukunan warga. Meskipun berbeda etnis, suku, agama dan budaya, mereka bersatu dalam perayaan Imlek tahun ini.
“Kegiatan ini kami selenggarakan tidak lain dan tidak bukan untuk menjalin silaturahmi dan persaudaraan dengan semua warga di kompleks perumahan ini. Bahwa Imlek ini tidak hanya milik kami yang Tionghoa, namun juga milik warga semua, ” ungkap Martin Suryana, panitia penyelenggara.
“Dengan acara ini kita disini bersatu dan bersaudara. Bahkan kita punya semboyan bersatu kita wareg (kenyang), bercerai kita kaliren (kelaparan). Ya intinya kita warga kota Surabaya ingin tunjukkan bahwa kami bisa hidup guyup dan rukun, serta bisa bersatu,” imbuh Martin, yang mengenakan topi khas Cina.
Menurut Martin, dalam acara Imlek kali ini beragam kegiatan digelar, seperti berkumpul dan bersilaturahmi, atraksi barongsai, bernyanyi dan makan sepuasnya.
Sementara itu, salah seorang warga bernama Suhartati mengatakan dirinya merasa senang dengan perayaan Imlek tahun ini. Pasalnya, dia dan warga bisa menjali tali silaturahmi dan persaudaraan, untuk hidup guyup dan rukun.
“Dengan perayaan Imlek ini kami harapkan bisa menginspirasi warga disini untuk tetap guyup rukun dalam persatuan negara Indonesia. Tidak ada perselisihan yang mengatasnamakan etnis, suku atau agama tertentu,” jelasnya.
Senada dengan Suhartati, sesepuh tempat ini juga mendukung sepenuhnya kegiatan ini. Purwadi, salah seorang sesepuh di komplek perumahan ini menyebutkan momen Imlek ini bisa dijadikan ajang untuk silaturahmi antar warga.
“Dalam acara Imlek ini kami tidak membeda-bedakan latar belakang etnis, suku, agama dan budaya. Kita disini merayakannya dengan semangat menjaga dan merawat kerukunan dan keguyupan warga,” pungkas pensiunanan dokter bedah di RSUD Dr Sutomo Surabaya ini. (msi/hen)
Load more