Gresik, Jawa Timur - Setelah sukses membudidayakan tanaman talas berukuran super jumbo, sejumlah pemuda di Desa Wotan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, kini mulai mencoba peruntungan dengan memulai bisnis jajanan kekinian berbahan dasar talas.
Didik Sihabul Millah, salah satu pembudidaya talas jumbo mengatakan, kreasi jajan kekinian bernama Raja Talas itu, merupakan ekspansi bisnis dari sebelumnya yang hanya fokus dalam budidaya talas dan peternakan saja.
"Kami yakin bisa bersaing, apalagi kami menghadirkan konsep yang lebih kekinian," katanya.
Didik mengungkapkan, meskipun tahap awal produk yang dijualnya adalah lumpia. Namun, kedepan, aneka produk berbahan dasar talas akan dijual seperti donat, keripik serta es krim.
Ide awal menjual olahan talas, menurut Didik, karena dirinya ingin hasil panen tanaman dengan nama ilmiah Colocasia Esculenta itu bisa dikenal dan bisa dinikmati kalangan milenial.
"Kalau diolah jadi jajanan kekinian kan bisa dinikmati semua kalangan, kita lihat umbi talas biasanya hanya dikukus lalu dimakan, itu hanya dinikmati orang usia 40 ke atas," imbuhnya.
Mengonsumsi talas, lanjut Didik memiliki banyak manfaatnya. Salah satunya bisa menjadi pengganti nasi yang cocok bagi penderita diabetes maupun program diet.
"Makanan ini menyehatkan, serta rendah gula," terangnya.
Sementara itu Alfi, pihak marketing Raja Talas yakin produknya bisa diterima dan diminati khususnya kalangan muda. Selain konvensional, promosi juga dilakukan di berbagai platform media sosial.
"Kami gencarkan promosi baik secara langsung maupun di media sosial," ujarnya.
Alfi menambahkan, pengembangan kedepan, dia membuka kerjasama usaha dengan model kemitraan. Nantinya, seluruh peralatan, booth serta bahan baku sudah tersedia.
"Jadi tinggal menjalankan saja, dan menerima keuntungan, kami membuka kemitraan yang seluas-luasnya, ada pilihan paket usahanya," tambahnya.
Dia menerangkan, setiap pembelian produk, pihaknya memberikan secarik kertas yang berisi tentang sejarah kerajaan yang ada di Indonesia. Ide ini, kata Alfi, bisa memberikan edukasi sejarah kepada masyarakat. Misalnya, membeli Paket Majapahit, maka kertas itu berisi ulasan singkat kerajaan Majapahit.
"Ini memang baru dan bagian dari edukasi sejarah," tutupnya. (mhb/hen)
Load more