Surabaya, Jawa Timur - Politeknik Pelayaran Surabaya akhirnya buka suara terkait tewasnya seorang siswa taruna semester 1, yang diduga dianiaya seniornya. Atas peristiwa tersebut, pihak Politeknik Pelayaran Surabaya menyerahkan sepenuhnya ke penyelidikan kepolisian. Tak hanya itu, jika ada oknum taruna yang terbukti bersalah, maka dengan tegas akan dikeluarkan dari sekolah.
“Kami menyesalkan atas terjadinya peristiwa ini. Pihak civitas akademika Politeknik Pelayaran Surabaya turut berduka cita atas siswa kami yang masih semester satu ini,” ujar Heru Widada, Direktur Politkenik Pelayaran Surabaya, didampingi stafnya.
Heru Widada mengaku prihatin dan mengutuk keras atas peristiwa kekerasan di lingkungan civitas Politeknik Pelayaran Surabaya.
“Sungguh kasus ini membuat kami terpukul dan menyesalkan terjadi disini. Karena itu, kami akan terbuka dan membantu penyidik kepolisian untuk mengusut kasus ini hingga terang benderang, tanpa kami tutup-tutupi,” ungkap Heru.
Pihak Poltekpel Surabaya dengan tegas mendukung proses hukum yang dilakukan Polrestabes Surabaya, dalam melakukan penyelidikan kasus yang menyebabkan siswa berusia 19 tahun warga Mojokerto meninggal dunia. Diduga korban tewas setelah dianiaya seniornya di dalam kamar mandi.
“Bahkan, dalam kasus ini jika ada oknum taruna yang terbukti bersalah, maka ada sanksi berat dan tegas dari kami, yakni dikeluarkan dari civitas Politeknik Pelayaran Surabaya,” imbuhnya.
Load more